WahanaNews.co | Perundungan atau dikenal bullying tidak hanya terjadi di sekolah saja. Faktanya, saat ini ada banyak kasus bully yang terjadi di tempat kerja.
Salah satu contoh nyatanya, kasus bullying yang menimpa seorang pegawai di Komisi Penyiaran Indonesia beberapa waktu lalu, di mana korban dilecehkan secara fisik dan verbal.
Baca Juga:
Politikus Partai Nasdem Temui Ivan Sugianto Pelaku Pengintimidasi Anak Sekolah
Lebih lanjut, bullying di tempat kerja pun bisa terjadi pada siapa saja dan dilakukan oleh siapa saja.
Tanda atasan termasuk pelaku bullying
Kasus bullying ini akan sangat sulit ditangani jika pelakunya adalah atasan kita sendiri, sosok yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kondisi di perusahaan.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Motif Ivan Sugianto Paksa Siswa SMA Sujud-Menggongong
Sayangnya, terkadang seseorang tidak menyadari bahwa atasan mereka adalah pelaku bullying dan mengira perilaku hanya merupakan sifat yang keras atau dorongan agar kita bekerja lebih baik lagi.
Namun, penting bagi kita untuk mengidentifikasi apakah atasan kita benar-benar merupakan pelaku bullying atau sekadar berlaku tegas dan keras.
Untuk memastikannya, berikut tanda-tandaya yang dikutip dari Verywell Family.
- Menghambat kesuksesan kita
Seorang pelaku bullying biasanya tidak ingin melihat kita sukses. Sebab jika itu terjadi, ia akan merasa tidak lagi bisa mengontrol kita.
Akibatnya, atasan kemungkinan akan menghukum kita atas kesalahan yang tidak pernah kita buat atau mengungkit kesalahan masa lalu kita.
Tak hanya itu, mereka juga bisa membuat kita tidak dapat mengajukan promosi, transfer, atau pelatihan tambahan.
Bahkan, bisa saja ia akan membuat pekerjaan kita menjadi berlebihan atau menjanjikan promosi dan kenaikan gaji untuk membuat kita bekerja ekstra, namun pada akhirnya, janji itu tidak ditepati.
Hal ini bisa saja terjadi jika atasan kita adalah orang yang sangat menipulatif.
- Mengintimidasi
Seorang atasan yang merupakan pelaku bullying bisa mengancam untuk memecat atau menyakiti kita secara verbal dan fisik.
Selain itu, perilaku intimidasi ini juga bisa diperlihatkan jika ia sering menganggap rendah kita, mengganggu ruang pribadi kita, atau memberi tatapan yang merendahkan.
- Mengganggu privasi kita
Beberapa atasan terkadang memata-matai atau menguntit kita. Bahkan, ada beberapa atasan yang mendengarkan pembicaraan pribadi kita, membuka email, atau mengacak barang pribadi kita saat kita sedang berada di luar kantor.
Ini dilakukannya semata-mata untuk mencari senjata untuk menyerang kita.
- Mengisolasi kita
Atasan yang melakukan bullying bisa mengisolasi kita secara sosial. Misalnya, dengan tidak mengajak kita ke acara perusahaan atau rapat di luar jam kerja.
Bahkan, mereka bisa memutuskan sesuatu saat kita berada di luar kantor hingga tidak memperbolehkan kita mengikuti rapat atau istirahat makan siang.
- Mempertanyakan kemampuan dan komitmen kita
Pelaku bullying di kantor biasanya akan mempertanyakan kemampuan kita dengan menganggap remeh opini atau ide kita.
Terkadang, perilaku ini juga bisa ia lakukan di hadapan orang lain.
Ia juga bisa saja menyalahkan kita di tempat kerja sembari membual bahwa kemampuan yang dimilikinya selalu menghasilkan hal baik.
Tak hanya itu, atasan seperti ini juga bisa mempertanyakan komitmen kita terhadap pekerjaan.
Bahkan meski kita bekerja selama berjam-jam dan mengorbankan waktu pribadi, itu tidak akan pernah cukup baginya.
- Menyebarkan rumor tentang kita
Pelaku bullying biasanya senang membuat orang lain terlihat buruk. Hasilnya, ia bisa saja menyebarkan gosip tentang pekerjaan, penampilan, atau kehidupan pribadi kita.
Tak jarang, atasan seperti ini akan berbohong saat membicarakan tentang kita agar reputasi kita pun memburuk.
Hal ini tentu dilakukannya untuk membuat orang lain meyakini bahwa kita berhak mendapat perlakuan buruk darinya.
- Mempersulit pekerjaan kita
Atasan yang melakukan bullying akan menetapkan tenggat waktu yang tidak realistik agar kita gagal.
Ia juga bisa saja mengubah pedoman proyek yang ada, sehingga membuat kita bekerja lebih keras dan berpotensi gagal.
Selain itu, mereka juga tidak membagikan informasi yang penting sehingga menunda maupun menyabotase pekerjaan kita.
Menolak menandatangani sebuah dokumen proyek juga bisa jadi salah satu taktik pembully untuk mempersulit pekerjaan kita.
- Melecehkan kita secara verbal
Atasan yang senang melakukan bullying biasanya aktif menyiksa dan mempermalukan pegawainya di depan umum. Karena itu, bisa saja ia akan berteriak, menghinda, atau membentak kita.
Ia juga bisa saja melontarkan candaan kejam terkait pekerjaan kita atau memberikan kritik yang tidak adil. [rna]