WAHANANEWS.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Hal ini dipicu oleh kemunculan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Barat, serta aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO).
Baca Juga:
Musim Kemarau 2025 Tiba, BMKG Prediksi Puncak di Juni dan Juli
Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan curah hujan dan memicu gelombang tinggi di beberapa daerah.
"Berdasarkan analisis per 17 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, Bibit Siklon Tropis 91S memiliki kecepatan angin maksimum 15 knots (28 km/jam) dengan tekanan udara minimum 1010 hPa. Saat ini, sistem tersebut bergerak ke arah barat - barat daya menjauhi Indonesia dan memiliki potensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dengan kategori rendah," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya, Senin (17/3/2025). Meski begitu, ia menegaskan bahwa dampak dari fenomena ini tetap akan dirasakan di beberapa wilayah.
Wilayah seperti Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Sementara itu, gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter diprediksi terjadi di Selat Sunda bagian selatan Lampung, perairan selatan Bali hingga Sumba, serta Selat Lombok.
Baca Juga:
Gempa 6.8 M di Jepang, Ini Penjelasan BMKG Soal Dampaknya di Indonesia
Lebih lanjut, gelombang lebih tinggi, yakni antara 2,5 hingga 4 meter, berpotensi terjadi di perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian barat Pandeglang, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, serta Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung dan selatan Banten hingga Nusa Tenggara Barat.
Meskipun bibit siklon ini tidak memasuki wilayah Indonesia, dampaknya tetap signifikan.
"Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang. Warga di daerah rawan bencana diharapkan mengambil langkah antisipatif guna mengurangi risiko yang ditimbulkan. Selain itu, aktivitas di perairan juga perlu dibatasi mengingat gelombang tinggi dapat mengancam keselamatan pelayaran," jelas Dwikorita.
Ia juga meminta pemerintah daerah untuk merespons peringatan dini ini dengan segera.
"Kami berharap pemerintah daerah memperhatikan peringatan ini dan melakukan langkah antisipatif. Koordinasi dengan BPBD sangat diperlukan agar upaya mitigasi berjalan efektif serta respons cepat dapat dilakukan jika terjadi bencana," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa selain pengaruh Bibit Siklon Tropis 91S, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di fase 2 di Samudra Hindia bagian barat diprediksi akan bergerak ke fase 3 dalam sepekan ke depan.
"Kombinasi antara pengaruh tidak langsung Bibit Siklon 91S dan aktivitas MJO berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat hingga tengah Indonesia. Kondisi ini dapat memicu cuaca ekstrem, terutama di Sumatra bagian selatan dan Jawa, yang saat ini mengalami perlambatan dan pertemuan angin secara konsisten," ungkapnya.
BMKG juga mengingatkan pemerintah daerah untuk bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Kami mengimbau pemerintah daerah di wilayah berisiko tinggi terhadap banjir, tanah longsor, dan angin kencang untuk segera melakukan mitigasi. Pastikan kesiapsiagaan sarana dan prasarana darurat, lakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta siapkan langkah-langkah evakuasi jika diperlukan," pungkasnya.
Peringatan Dini Cuaca
Periode 18 - 20 Maret 2025
hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatra Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan, sementara Kepulauan Riau berpotensi mengalami hujan sangat lebat.
periode 21 - 24 Maret 2025
hujan lebat diperkirakan akan terjadi di Aceh, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
"BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini dan selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, seperti www.bmkg.go.id, media sosial @/infobmkg, atau aplikasi InfoBMKG," kata Andri.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]