WahanaNews.co | Almarhum Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J disebut akan menikah setelah diwisuda di Universitas Terbuka (UT), Pamulang, Tangerang Selatan.
Namun niat tersebut tak bisa terlaksana karena peristiwa di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
"Iya jadi kita hadir untuk menghadiri wisudanya Yosua, menemani keluarga Pak Samuel Hutabarat yang sudah datang dari Jambi. Memang cita-citanya Yosua itu untuk menjadi perwira supaya bisa menikah setelah di wisuda sebetulnya," kata Irma Hutabarat, kerabat dari Brigadir J, di lokasi wisuda Brigadir J, Selasa (23/8/2022).
Irma hadir menemani ayah dari Brigadir J, Samuel Hutabarat, yang akan mewakili Yosua.
Menurutnya, kehadiran hari ini dalam prosesi wisuda bahagia dan bercampur sedih juga. Ia berharap semoga urusan ini lekas selesai.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Irma menyebut saat ini ibunda Brigadir J masih belum dapat hadir. Hal ini dikarenakan kondisinya yang belum memungkinkan.
"Jadi memang wisuda ini sebagai patokan, nanti saya (Brigadir J) akan menikah kalau sudah wisuda dan jadi perwira. Jadi cuman itu sebenarnya cita-citanya, makanya ibunya tidak bisa datang, ibu Rosti Simanjuntak karena memang masih belum kuat badannya," ungkapnya.
"Saya pikir juga terlalu sedih, terlalu sakit hatinya untuk melihat cita-cita anaknya tercapai, tetapi anaknya sudah meninggal dunia," imbuh Irma.
Ia mengungkapkan bahwa pihak keluarga setelah acara wisuda langsung pulang ke Jambi. Irma juga berharap agar ini bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak.
"Saya juga mengharapkan supaya ini jadi inspirasi ya bagi banyak orang-orang lain seluruh Indonesia untuk bersekolah setinggi-tingginya," tuturnya.
Ia menuturkan Ibu Brigadir J Rosti Simanjuntak adalah seorang guru yang berhasil menjadikan empat anaknya mandiri, bekerja, dan bersekolah tinggi semuanya. Padahal, menurutnya, penghasilan sang ibu sangatlah minim.
"Sementara gaji beliau itu hanya Rp 600 ribu per tiga bulan. Jadi itu menunjukkan bahwa tidak ada halangan bagi anak-anak Indonesia untuk bersekolah setinggi-tingginya kalau Yosua kan sambil kerja juga," jelasnya. [rsy]