Cecep menilai pernyataan Arteria juga kontraproduktif bagi PDIP Sebagai partai yang mengusung nasionalis dan menghormati kemajemukan. Cecep mengatakan pernyataan Arteria itu berlawanan dengan visi dan secara politik merusak citra partai penguasa tersebut.
Selain mendesak PDIP mem-PAW Arteria, pihaknya juga mendesak pernyataan maaf secara terbuka. Pernyataan maaf harus ditujukan kepada Jaksa Agung dan Kajati yang berbicara bahasa Sunda yang dimaksud, penutur bahasa Sunda, penutur bahasa Daerah, pimpinan DPR, hingga partainya.
Baca Juga:
Terancam Gagal ke Senayan, Arteria Dahlan Buka Suara
"Pernyataan Arteria jelas menunjukkan ego sektoral yang mengakibatkan rusaknya marwah DPR," ucap Cecep.
Hal senada dilontarkan aktivis Sunda, Budi Dalton, yang juga mengunggah keberatannya atas pernyataan Arteria via media sosial.
"Karena nama Sundanya dia [Arteria] sebutkan. Baiknyakan kalau dibungkus dengan 'daerah', misalnya bahasa daerah," kata Budi.
Baca Juga:
Masih Terseok, Arteria Dahlan dan Johan Budi Terancam Gagal Raih Kursi Legislatif
Terpisah, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap Arteria sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda karena mengkritik seorang kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) berbicara bahasa Sunda saat rapat.
"Saya, mengimbau Bapak Arteria Dahlan sebaliknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini," kata Emil di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa
Emil menyesalkan Arteria yang mempermasalahkan penggunaan bahasa Sunda oleh seorang jaksa hingga meminta agar dipecat. Menurutnya, bahasa Sunda sudah ada sejak ratusan tahun lalu.