Namun ia juga tergolong pekerja keras dan ulet. Selain mencari nira, ia juga bekerja sebagai buruh proyek bangunan ketika ada proyek dan mendapatkan upah Rp 100.000 per hari.
Namun tidak setiap hari ada proyek untuk mengerjakan bangunan. Sedangkan istrinya, Ni Nengah Tini kesehariannya merawat dan mendampingi kedua anaknya yang mengidap disabilitas.
Baca Juga:
Kemensos Bangun Posko Khusus Bagi Kelompok Rentan Penyintas Lewotobi
Kasus ini mendapat perhatian dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Melalui Sentra Mahatmiya Bali, tim terjun langsung untuk melakukan asesmen kebutuhan serta memberikan bantuan.
Sentra Mahatmiya Bali telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karangasem untuk mengantar terlebih dahulu Ni Luh Sukawati menjalani fisioterpi.
Baca Juga:
Dapur Umum Kemensos Layani Ribuan Pengungsi Erupsi Lewotobi
“Ni Luh Sukawati sudah kami antar untuk melakukan fisioterapi. Karena menggunakan BPJS, maka pelayanan harus berjenjang dari fasilitas kesehatan pertama,” jelas Esti.
Selain memfasilitasi untuk berobat, Kemensos juga memberikan bantuan atensi kewirausahaan berupa ternak bebek 1 kandang berukuran 4 m x 5 m beserta perlengkapannya.
Kandang tersebut berisi 40 ekor bebek betina, dan 4 ekor bebek jantan serta satu sak pakan ternak sebagai modal usaha. Bantuan ternak bebek ini dengan harapan keluarga Ni Nengah Tini bisa lebih baik ekonomi keluarganya serta lebih bersemangat dalam merawat anak-anaknya.