WahanaNews.co | Mengawali tur kunjungan kerja hari keduanya di Jawa Barat, Ketua DPR RI Puan Maharani mendatangi Kabupaten Majalengka. Ia pun mengunjungi kampung pengrajin ikan olahan di Kecamatan Jatitujuh.
Kehadiran Puan di Koperasi Randegan Ikan Sejahtera, Majalengka, Kamis (22/9/2022), disambut hangat ratusan warga. Masyarakat satu kampung di wilayah ini merupakan penghasil bandeng dan produk ikan olahan seperti Bandeng Presto, Pindang, krupuk bakso ikan, hingga pepes.
Baca Juga:
DPR Tunda Proses Capim dan Dewas KPK, Tunggu Pengumuman Kabinet Baru
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu lalu melihat proses pengolahan ikan Bandeng di rumah Ibu Maryati yang merupakan Ketua Koperasi Ikan Randengan Sejahtera. Tak hanya melihat, Puan juga ikut membantu menyiapkan ikan yang akan diolah menjadi Bandeng Presto dan produk olahan lainnya.
Usai mengecek pengolahan ikan di dapur Ibu Maryati, Puan lalu bertemu dengan para pengrajin pengolahan ikan untuk berdialog. Menurut warga, mereka membutuhkan 7 ton ikan untuk 277 anggota saat melakukan produksi.
“Saya sudah lihat prosesnya. Masalahnya nggak ada cold storage. Tadi saya lihat tempat penyimpanannya terlalu lama. Nanti kita akan kirim bantuan cold storage,” ujar Puan.
Baca Juga:
DPR Restui Pemberhentian Budi Gunawan, Herindra Resmi Jabat Kepala BIN
Sejumlah warga menyampaikan aspirasi dan harapannya agar industri pengolahan ikan di Majalengka semakin maju. Puan pun menyinggung soal berbagai permasalahan utama yang umumnya dihadapi sektor hilir industri seperti olahan ikan ini yakni modal usaha, pengemasan, dan penjualan.
“Tiga permasalahan itu harus ada solusinya dari Pemerintah dan juga para anggota Dewan,” ucap mantan Menko PMK itu.
Mengenai modal usaha, Puan menilai pelaku UMKM harus diberi bantuan dana dari Negara. Selain itu, Pemerintah juga bisa menghubungkan pelaku sektor industri olahan ikan dengan lembaga keuangan yang persyaratannya ringan.
“Dan soal pengemasan harus dilakukan pelatihan karena ini terkait dengan branding yang seringkali bisa membuat sebuah produk dijual mahal atau tidak,” tuturnya.
Sementara itu mengenai penjualan, para pengrajin ikan olahan disebut perlu mendapat bantuan penghubung dengan pembali secara masif.
“Bahkan harus dimanfaatkan kemajuan teknologi seperti pasar online. Jangan lupa juga soal distribusi logistiknya harus dirapihkan,” tutup Puan. [rsy]