WahanaNews.co | Aksi Demonstrasi yang di lakukan mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR Aceh, sempat berlangsung ricuh, polisi menembakkan mobil water canon dan gas air mata untuk membubarkan aksi.
Kericuhan itu berawal saat ribuan massa ingin masuk ke dalam Gedung DPR Aceh. Namun, di dalam pagar dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Sebut Selebaran Aksi 2309 Salahi Aturan
Massa juga sempat berdialog dengan polisi dengan maksud untuk menyampaikan aspirasi ke dalam Gedung DPR Aceh. Namun, tidak ditanggapi oleh aparat.
Lalu massa mencoba menerobos brigade pagar betis polisi dengan cara ingin merobohkan pagar Gedung DPR Aceh. Massa yang tidak terima dihalangi untuk masuk, melempar polisi dengan botol air mineral.
Sehingga aksi tersebut membuat polisi mengarahkan dan menembakkan mobil water canon dan gas air mata untuk membubarkan aksi. Massa yang kecewa lalu membakar papan bunga yang tersusun di depan Gedung DPR Aceh dan merusak mobil polisi yang terparkir.
Baca Juga:
30 September 2022, BEM SI Bakal Demo Lagi soal Isu BBM dan HAM
Kemudian polisi yang berpakaian preman mencoba menarik dan memukul massa aksi yang masih berada di depan Gedung DPR Aceh.
Bahkan seorang wartawan yang merekam kejadian itu dengan handphone mendapat intimidasi dari polisi berpakaian preman. Polisi tersebut lalu memukul handphone wartawan.
Hingga berita ini terkirim, massa masih bertahan di Simpang Jambo Tape atau sekitar 1 kilometer dari Gedung DPR Aceh. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.