WahanaNews.co | Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin, menjelaskan, ketegangan yang terjadi di kawasan Tugu Arjuna Widjaja (Patung Kuda) saat aksi demo menolak kenaikan harga BBM, Senin (12/9/2022), disebabkan adanya miskomunikasi antara pengunjuk rasa.
"Kalau pantauan kami ada miskom. Karena tadi di satu ruas jalan yang lain, tepatnya di Merdeka Barat sisi barat, ada satu aliansi yang menyampaikan pendapatnya di muka umum. Namun, sepertinya dianggap mengganggu oleh kelompok yang di sebelahnya, yakni PA 212, sehingga ada ketersinggungan," kata Komarudin.
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Sebut Selebaran Aksi 2309 Salahi Aturan
Massa yang terlibat bersitegang tersebut, kata Komarudin, berjumlah kurang lebih sekitar 40 orang dan belum diketahui asalnya.
"Kurang lebih sekitar 40-an orang. Kita juga belum monitor mereka dari mana, karena tidak ada pemberitahuan sama sekali," tutur Komarudin.
Meski dikabarkan ada satu orang diamankan oleh pihak kepolisian, namun Komarudin belum membenarkan bahwa ada satu orang yang diamankan akibat ketegangan tersebut.
Baca Juga:
30 September 2022, BEM SI Bakal Demo Lagi soal Isu BBM dan HAM
"Saat ini sedang kita coba deteksi. Termasuk kelompoknya kita pisahkan, sehingga silakan saja menyampaikan aspirasi. Namun tentunya saling menghormati, itu saja," katanya.
Diketahui, sejauh ini ada beberapa kelompok yang menyuarakan pandangannya di lokasi terkait beberapa isu, mulai dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang menyuarakan soal BBM dan penolakan Omnibus Law sejak pukul 11.00 WIB, dan kemudian membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WIB, tidak lama setelah massa GNPR datang.
Massa kedua dari Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR), yang diduga terdiri dari Persatuan Alumni 212 (PA 212) dan Front Persaudaraan Islam (FPI), serta kelompok alumni UI, datang sekitar pukul 13.20 WIB dengan membawa sejumlah spanduk dan poster untuk menyuarakan tuntutannya menolak penyesuaian harga BBM. [gun]