WAHANANEWS.CO - Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, memberikan penjelasan terkait kehadiran anggota TNI dalam sebuah diskusi mahasiswa. Wakil Rektor Mukhsin menyatakan bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir dan tetap dianjurkan untuk bersikap kritis.
"Kami tetap mendukung kebebasan berbicara. Silakan berdiskusi tentang apa pun, karena semua itu dijamin oleh undang-undang," ujar Mukhsin, Rabu (23/4), dikutip dari detikcom.
Baca Juga:
SPAN PTKIN 2025 Dibuka, Ini Daftar UIN Terbaik di Indonesia Versi Webometrics
Diskusi bertema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-bayang Militer bagi Kebebasan Akademik" yang digelar oleh Kelompok Studi Mahasiswa (KSMW) pada Senin (14/4), sempat didatangi oleh seseorang berseragam TNI. Orang tersebut disebut meminta informasi terkait peserta diskusi.
Mukhsin menegaskan bahwa kehadiran aparat di kampus tidak menjadi masalah selama tidak ada tindakan intimidatif terhadap mahasiswa.
"Kalau mau datang untuk berdiskusi, silakan saja. Tapi jangan sampai mengintimidasi," tegasnya.
Baca Juga:
Jaksa Kembalikan Berkas Perkara Kasus Pabrik Uang Palsu UIN Makassar, Tidak Lengkap
Seorang mahasiswa yang menggunakan nama samaran Abdul mengungkapkan bahwa kehadiran pria tak dikenal dan anggota TNI di diskusi tersebut sempat menimbulkan keresahan. Terlebih, ada tuduhan dari pihak TNI bahwa peserta diskusi dalam kondisi mabuk, padahal mereka baru saja keluar dari kelas.
Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy, membenarkan bahwa ada anggota TNI dari Koramil Ngaliyan yang hadir di sekitar kampus UIN Walisongo pada hari diskusi berlangsung. Ia menjelaskan bahwa kehadiran Babinsa tersebut merupakan bagian dari tugas monitoring wilayah. Sementara pria berbaju hitam yang juga hadir, menurutnya, bukan anggota TNI.
Andy menambahkan bahwa keberadaan aparat di depan kampus bertujuan untuk memantau situasi berdasarkan selebaran undangan diskusi yang tersebar secara publik.