“Artinya, sinergi pusat dan daerah harus kuat. Tanpa koordinasi yang solid, kebijakan sebesar apapun akan berjalan lambat. Namun saya yakin dengan pendekatan Presiden Prabowo yang kolaboratif, target 2029 sangat realistis tercapai,” kata Tohom menambahkan.
Tohom yang juga Pemerhati Energi dan Lingkungan ini mengatakan bahwa pengelolaan sampah modern tidak bisa dilepaskan dari prinsip ekonomi sirkular dan transisi energi.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo–Gibran Nilai Pembangunan PLTGU 120 MW oleh PLN Batam Penting untuk Ketahanan Energi
Menurutnya, Indonesia perlu memandang sampah sebagai potensi energi terbarukan yang bisa memperkuat kemandirian energi nasional.
“Sampah bukan hanya limbah, tetapi bahan bakar masa depan. Dengan teknologi Waste to Energy, kita bisa mengubah beban lingkungan menjadi nilai ekonomi sekaligus mempercepat dekarbonisasi,” ujar Tohom.
Ia juga menuturkan bahwa gerakan pengelolaan sampah harus menjadi bagian dari budaya nasional, bukan hanya proyek pemerintah.
Baca Juga:
Pakistan Akan Investasi di Sektor Perumahan dan Pendidikan, MARTABAT Prabowo–Gibran Dorong OIKN Ajak Semua Negara Tanam Modal di IKN
“Kita harus menanamkan kesadaran dari rumah tangga hingga industri bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah telah memberi arah melalui Perpres, kini saatnya masyarakat ikut bergerak,” tutupnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.