WahanaNews.co | Saat ini perubahan iklim jadi salah satu fokus pemerintah. Perubahan iklim dan emisi karbon berdampak buruk ke bumi, di antaranya adalah peningkatan suhu. Bahkan, dalam Sidang Tahunan Keenam Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pentingnya dukungan AIIB diarahkan pada pembiayaan perubahan iklim yang inovatif.
Namun demikian, ekosistem gambut dan mangrove sebenarnya sangat berkontribusi besar dalam perubahan iklim dunia. Di mana mangrove bisa menyimpan karbon 4-5 kali lipat lebih baik dari pada hutan daratan. Gambut menyimpan cadangan karbon dunia sebesar 30 persen.
Baca Juga:
Garap Lahan Gambut, Petani di Banyuasin Lakukan Pertanian Ramah Lingkungan
Oleh karena itu, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengajak generasi muda untuk ikut terlibat dalam menjaga lingkungan. Ini juga sekaligus momentum dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021.
"Generasi muda itu aktif dan energik, namun memiliki tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Ini menjadi tantangan bagi kita bagaimana mengedukasi agar melek teknologi dan pengetahuan terkait pentingnya restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove," ujar Kasubpokja Pengelolaan dan Pengetahuan dan Dukungan Masyarakat, BRGM, Yuyus Afrianto dikutip dari Antara, Kamis (28/10).
"BRGM punya program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) dan Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) yang bekerja hingga di tingkat tapak. Nah, kita tempatkan fasilitator desa dan pendamping desa yang berusia muda, kebanyakan berusia 25-30 tahun," sambungnya.
Baca Juga:
Indonesia Perkokoh Peran Komunitas dalam Fungsi Kredit Karbon
Menurut dia, program-program pelatihan yang dilakukan BRGM sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti yang dilakukan di Kalimantan Tengah.
Ketua Kelompok Berkah Bersama, Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah, Iwan menambahkan setelah adanya pelatihan dan pemahaman tentang pentingnya gambut, maka pemuda dan pemudi di daerahnya mulai peduli merawat gambut.
"Dulu sebelum adanya BRGM, gambut di desa saya bisa dikatakan sudah menipis, tapi sekarang banyak lahan terkelola, tertanam, terawat dan pastinya bisa mengolah lahan kosong menjadi bermanfaat," katanya.
Senada dengan itu Perwakilan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Rehabilitasi Mangrove di Kalimantan Barat Rudi Hartono mengatakan, pelatihan yang dilakukan BRGM turut membantu perekonomian warga.
Dari pelatihan BRGM, lanjutnya, warga diajarkan membuat polibag ramah lingkungan yang terbuat dari anyaman berbahan daun nipah dan bukan dari plastik, selain itu lidi nipah dibuat wadah makan sehingga bisa dijual dan menambah perekonomian warga. [qnt]