WahanaNews.co | Kominfo berupaya mengembangkan kecakapan digital masyarakat melalui program literasi digital.
Program ini merupakan tindak lanjut percepatan transformasi digital nasional, khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital.
Baca Juga:
Masyarakat Penajam Paser Utara Diimbau Bijak Gunakan Media Sosial Hindari Jeratan UU ITE
“Mengembangkan literasi digital saat ini sudah harus dimasifkan karena sudah memasuki peradaban digital, memasuki peradaban baru, dengan masuknya teknologi digital secara masif. Hakikat peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti luhur, mulia, dan berakhlak yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.”
Kominfo terus mengembangkan kecakapan digital masyarakat melalui program literasi digital.
"Peradaban digital atau era baru telah dimulai, jadi, mari kita bentuk peradaban Indonesia via media sosial dengan sopan mulia dan berakhlak", ujar Mukhlis Basri dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema "Internet untuk Pengembangan Literasi Digital dan Kecakapan Digital”.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Mukhlis Basri dalam pemaparannya mengatakan, kecakapan digital adalah penggunaan secara bijak dan sesuai dengan etika atau norma yang berlaku tanpa membahayakan keamanan diri sendiri ataupun orang lain dir uang digital.
Ruang digital disediakan untuk dimanfaatkan secara positif. tetapi ruang digital saat ini masih sering dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu yang berdampak negatif.
"Tantangan di ruang digital semakin cepat dan meluas. Berbagai konten bermunculan dari konten positif sampai konten negatif, yang berpengaruh memunculkan berbagai kejahatan di ruang digital seperti berita hoaks, penipuan, layanan perjudian, pornografi, perundungan cyber, ujaran kebencian serta pemicu terjadinya radikalisme", terang Mukhlis.
Bermedia digital harus juga diikuti tanggung jawab, sehingga mampu menciptakan banyak konten kreatif dan inovatif serta mendidik bagi penonton atau pengaksesnya.
“Literasi digital bukan hanya sekedar kemampuan kecakapan digital dalam menggunakan internet, namun pengguna juga mampu menjalankan dan mempertanggungjawabkan semua aspek dalam media digital atau internet yang kita gunakan.”
"Adanya literasi digital masyarakat dapat memaksimalkan manfaat positif internet agar dapat membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif", ucap Mukhlis Basri.
Program literasi digital nasional perlu dukungan, karena berpengaruh sangat luas dalam kehidupan, sebagai bentuk komunikasi massal yang sangat luas, apalagi smartphone dapat dibawa ke mana-mana.
Program literasi digital nasional menyasar 4 pilar literasi digital, Yang Pertama adalah cakap bermedia digital, yang Kedua budaya bermedia digital yang Ketiga etis bermedia digital dan yang keempat aman bermedia digital.
Sementara itu dalam diskusi yang sama, Sonia Faried Duta Kopi Indonesia menyampaikan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia menurut laporan we are social adalah Indonesi, dengan 204,000 juta pengguna internet di tanah air per Januari 2022.
Internet di Indonesia terus meningkat dalam 5 tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, saat ini jumlah pengguna internet nasional sudah menanjak sebesar 54,25%.
Sonia menerangkan, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% dari total penduduk pada awal 2022.
Pemerintah senantiasa berupaya untuk mendukung perluasan jangkauan internet ke seluruh pelosok negeri agar masyarakat dapat mengakses informasi, baik untuk kepentingan edukasi, bisnis maupun hiburan.
"Kecakapan digital bisa dilihat dari kebersamaan dalam hubungan lebih dipentingkan, menjaga perasaan orang lain, sopan santun, sifat toleransi yang tinggi, penghargaan terhadap orang yang lebih tua, dan adat istiadat yang masih dipegang teguh", tutup Sonia. [rin]