Ia menambahkan bahwa pemerintah bersama berbagai pihak terkait terus melakukan upaya maksimal untuk memastikan kondisi masyarakat terdampak tetap aman dan kebutuhan energi dapat terpenuhi secara berkelanjutan.
"Dalam beberapa pekan terakhir ini, seluruh pemangku kepentingan di Republik ini sudah berjuang keras untuk memastikan pengelolaan dan pemulihan di wilayah Sumatra tersebut. Dan sampai hari ini semuanya masih berjuang untuk memberikan pelayanan yang terbaik, keamanan bagi warga yang terdampak di wilayah Sumatra," tambahnya.
Baca Juga:
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Sukabumi Lakukan Penambahan Daya untuk PT Manito World II
Dengan beroperasinya Posko Nasional Sektor ESDM, Erani meminta seluruh anggota posko untuk berfokus pada tiga aspek utama, yakni terjaminnya pasokan energi seperti listrik, BBM, dan LPG, kemudahan akses energi bagi masyarakat di wilayah yang masih kurang terlayani, serta kualitas layanan yang tetap prima selama periode Nataru.
Untuk sektor BBM, kondisi pasokan secara umum diproyeksikan aman dan mencukupi.
BPH Migas bersama PT Pertamina (Persero) menyiagakan 125 terminal BBM, 7.885 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), serta 72 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) guna mendukung kelancaran distribusi.
Baca Juga:
Etanol 3,5 Persen Jadi Alasan BBM Impor Pertamina Tak Laku di Swasta
Sejumlah fasilitas tambahan juga disiapkan di daerah dengan lonjakan kebutuhan. Ketahanan stok untuk Gasoline, Gasoil, Kerosene, dan Avtur dijaga pada kisaran 17 hingga 23 hari.
Selama masa posko, permintaan Gasoline diperkirakan meningkat sekitar 3,2 persen dibandingkan kondisi normal, dengan rincian Pertalite naik 1,3 persen, Pertamax 9,6 persen, Pertamax Green 4,2 persen, dan Pertamax Turbo 9,8 persen.
Sementara itu, permintaan Gasoil diprediksi mengalami penurunan sebesar 7,6 persen, dengan Solar turun 8,1 persen, Dexlite naik tipis 0,2 persen, dan Pertamina Dex turun 1,8 persen.