WahanaNews.co | MNC Group menggelar MNC Forum LXVII (ke-67) yang bertajuk Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Energi Terbarukan untuk Mendukung Perekonomian Nasional, pada Senin (19/12) dengan narasumber Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyatakan, kebangkitan energi sangat penting dalam membangkitkan ekonomi Indonesia.
Baca Juga:
Soal Pemimpin Terpilih di Pilpres 2024 Nanti, Erick Thohir: Jangan Bongkar Pasang Kebijakan
“Terima kasih Menteri ESDM Pak Arifin Tasrif yang telah menjadi pembicara di MNC Forum LXVII dengan tema Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Energi Terbarukan untuk Mendukung Perekonomian Nasional. Paparan ini sangat penting, karena energi itu sangat penting bagi Indonesia,” ujar Hary, dikutip Selasa (20/12/2022).
Dia menambahkan, kebangkitan energi sangat berperan di dalam membangun atau menopang ekonomi Indonesia.
“Kita sudah lihat banyak masalah terkait Covid, banyak sektor yang terdampak. Namun, energi lah yang sebetulnya menjadi salah satu yang menolong, sehingga pemerintah masih mampu memberikan bantuan kepada masyarakat, rakyat kecil, karena ada kelebihan, surplus dari kebangkitan energi,” urainya.
Baca Juga:
Akhirnya Viva Group dan MNC Group Hentikan Siaran TV Analog Mulai Malam Ini
“Apalagi ke depan arahnya ke nilai tambah ya, value added. Tidak berfokus kepada energi raw material, tapi ke barang jadinya. Bisa dikatakan sangat berhasil, Pak Arifin adalah yang menjadi bagian penting juga di dalam pembangunan ekonomi kita,” imbuh Hary.
Ke depan, Hary memandang akan makin banyak perubahan, khususnya peningkatan investasi yang sangat luar biasa di energi baru dan terbarukan (EBT).
“Bapak (Menteri ESDM) yang penting sehat terus. Tugas besar dan tidak mudah ke depan untuk mewujudkan investasi dari semua sektor di kementerian di bawah Bapak,” ucap Hary.
Pada kesempatan tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah terus mengoptimalkan produksi minyak dan gas bumi (migas) di tengah kebutuhan yang semakin meningkat.
Menurut dia, dibutuhkan perubahan sikap dan kebijakan, ketika kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG semakin besar ke depannya.
“Kita harus lakukan apa, pertama kita optimalkan dulu transisi energi menuju energi bersih terbarukan. Dalam masa transisi ini kita harus optimalkan produksi sumber alam gas bumi kita dalam negeri semaksimal mungkin,” ujarnya.
Arifin mengatakan, sekarang demand dalam negeri cukup mengalami peningkatan berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan populasi penduduk.
"Kita produksi domestik sendiri untuk bensin enggak banyak, tapi kita juga sekarang impor BBM juga cukup besar, juga solar dan avtur. Solar sudah mulai kita ganti biosolar yang berasal dari sumber perkebunan sawit kita juga," tuturnya.
Di sisi lain, permintaan gas LPG juga meningkat sangat tajam seiring naiknya konsumsi rumah tangga.
"Ini adalah tren ke depan kalau kita tidak melakukan sesuatu. Impor minyak bumi sampai tahun 2060 kita begini begini saja, kita akan impor 200.000 barel," ungkapnya. [ast]