Pada kesempatan tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah terus mengoptimalkan produksi minyak dan gas bumi (migas) di tengah kebutuhan yang semakin meningkat.
Menurut dia, dibutuhkan perubahan sikap dan kebijakan, ketika kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG semakin besar ke depannya.
Baca Juga:
Soal Pemimpin Terpilih di Pilpres 2024 Nanti, Erick Thohir: Jangan Bongkar Pasang Kebijakan
“Kita harus lakukan apa, pertama kita optimalkan dulu transisi energi menuju energi bersih terbarukan. Dalam masa transisi ini kita harus optimalkan produksi sumber alam gas bumi kita dalam negeri semaksimal mungkin,” ujarnya.
Arifin mengatakan, sekarang demand dalam negeri cukup mengalami peningkatan berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan populasi penduduk.
"Kita produksi domestik sendiri untuk bensin enggak banyak, tapi kita juga sekarang impor BBM juga cukup besar, juga solar dan avtur. Solar sudah mulai kita ganti biosolar yang berasal dari sumber perkebunan sawit kita juga," tuturnya.
Baca Juga:
Akhirnya Viva Group dan MNC Group Hentikan Siaran TV Analog Mulai Malam Ini
Di sisi lain, permintaan gas LPG juga meningkat sangat tajam seiring naiknya konsumsi rumah tangga.
"Ini adalah tren ke depan kalau kita tidak melakukan sesuatu. Impor minyak bumi sampai tahun 2060 kita begini begini saja, kita akan impor 200.000 barel," ungkapnya. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.