WahanaNews.co | Lembaga
Survei Indostrategic sukses membuat heboh warganet saat menyatakan mayoritas
orang-orang yang menyetujui wacana Presiden tiga periode bukan hanya berasal
dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Selain PDI-P, ternyata 15,3 persen berasal dari pendukung
Partai Golkar. Hal ini pun sudah dikonfirmasi lansung oleh Direktur Eksekutif
Indostrategic, Khoirul Umam.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
"Dari hasil crossed-tabulasi, jumlah responden
masyarakat yang setuju wacana tiga periode, 48,7 persen berasal dari pemilih
PDI-P, lalu 15,3 persen berasal dari pemilih Partai Golkar," kata Khoirul saat
membacakan rilis survei secara virtual, Selasa (3/8/2021).
Hal ini pun sontak mengundang berbagai opini dari masyarakat
termasuk perwakilan Komunitas Jokowi-Prabowo 2024 dan salah satu anggota
DPD-RI.
"Ini merupakan tanda alam dan Tuhan merestui upaya
Jokpro 2024 merealisasikan ide atau gagasan Jokpro. Karena gagasan Jokpro 2024
berangkat dari sebuah kegelisahan akan potensi polarisasi ekstrem yang akan
terjadi pada Pilpres 2024 mendatang," ungkap salah seorang perwakilan
Komunitas Jokowi-Prabowo 2024.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Timothy mengingatkan,
seharusnya sinyal tersebut ditangkap oleh para elite politik untuk
mempertimbangkan aspirasi masyarakat, terutama basis konstituen partai
pendukung gagasan Jokpro 2024.
Berpegang hasil survei tersebut, dia mengimbau semua pihak
untuk tidak menghalangi masyarakat dalam mendukung gagasan Jokpro 2024.
"Gagasan presiden tiga periode ini akan terus disosialisasikan secara
masif di kalangan masyarakat. Artinya, jika wacana presiden tiga periode terus
didorong, bukan tidak mungkin jumlah pendukungnya terus bertambah dan menjadi
mayoritas," ucap Timothy.
Sementara itu, Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha,
turut berkomentar soal hasil survei yang mengindikasikan Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) setuju dengan
wacana presiden tiga periode.
"Saya tidak percaya hasil survei itu," ungkapnya
kepada wartawan, Kamis (5/8/2021).
Thaha, secara terang-terangan meragukan hasil survei yang
diumumkan kepada media pada Selasa (3/8/2021). Ia juga menambahkan tidak ada
tanda gerakan atau manuver dari PDIP maupun Golkar yang mengindikasikan
dukungan wacana presiden 3 periode.
"Jadi, kontras dengan hasil survei itu, Golkar dan PDIP
tentunya telah meradar calon-calon presiden mendatang sebagai manifestasi
betapa kedua parpol itu bersikukuh bahwa masa jabatan presiden maksimal dua
periode atau sepuluh tahun," jelasnya.
Pernyataan dari Thaha pun juga didukung hasil dari survei
tersebut dimana mayoritas memang menolak Presiden tiga periode.
Orang yang tidak setuju pada wacana perpanjangan masa
jabatan presiden tiga periode berasal dari pemilih Partai Gerindra 17,28
persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 13,99 persen, Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) 11,11 persen, dan Partai Demokrat 8,66 persen. [qnt]