WahanaNews.co | Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyerahkan secara simbolis kunci rumah kepada 17 Kepala Keluarga (KK) transmigran. Pemberian kado rumah ini dalam rangka memperingati Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) Ke-72 yang digelar di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
"Sebagai kado Hari Bhakti Transmigrasi ke-72, hari ini diserahkan kunci rumah transmigran kepada 17 kepala keluarga atau 85 jiwa transmigran penempatan tahun 2022," ujar Gus Halim, Senin (12/12/2022).
Baca Juga:
Perebutan Kursi Senayan di Jawa Timur: Pertarungan Sengit Antara Petahana dan Pendatang Baru
Dalam upacara itu, berbagai piagam penghargaan dan bantuan juga diserahkan sebagai bentuk apresiasi Kemendes PDTT atas keberhasilan Program Transmigrasi, khususnya di Provinsi Papua Selatan.
Piagam penghargaan diserahkan kepada Darius Nenop, sebagai transmigran penduduk terbaik di lokasi Muting SP XII Kabupaten Merauke.
Piagam penghargaan juga diserahkan kepada Austinus Dayo Mahuze, sebagai Ketua Marga Mahuze Kabupaten Merauke atas kontribusi dalam mensukseskan Program Transmigrasi melalui Hibah Tanah untuk Lokasi Muting SP XII Distrik Muting, Kabupaten Merauke.
Baca Juga:
Mendes PDTT Tinjau Desa di Pulau Terluar Aceh Besar
Gus Halim juga menyerahkan bantuan Pembangunan dan Pengembangan Pasar Desa untuk Kampung Waninggap Miraf,Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke Rp500.000.000, 1 paket perbekalan transmigran per KK berupa alat dapur, alat tidur dan alat sandang.
Selanjutnya alat pertukangan, alat pertanian, penerangan, bantuan 1 unit pemotong rumput, dan bantuan 1 unit handtractor juga diberikan sebagai bakal untuk transmigran.
Penyerahan bantuan disaksikan jajaran pejabat di Kabupaten Merauke dan masyarakat transmigran.
Sejumlah bantuan yang diberikan adalah bagian dari simbol harapan tercapainya tujuan Program Transmigrasi saat ini. Di antaranya adalah handtractor yang menunjukkan pembangunan di kawasan transmigrasi berbasis industri.
Gus Halim menambahkan bahwa hal ini juga sebagai upaya untuk mewujudkan tercapainya ketahanan pangan serta ekspor komoditas unggulan.
"Dulu mau berangkat ke transmigrasi dibawain sabit sekarang enggak boleh, dibawainnya traktor. Artinya pekerjaan sudah menggunakan pendekatan industrialisasi," terangnya.
Gus Halim menambahkan, kepemilikan lahan transmigrasi akan diperluas lagi. Selain itu, kawasan baru harus punya ukuran rasional dengan akses utama apakah pelabuhan atau akses jalan tol.
"Karena target transmigrasi yang akan datang selain ketahanan pangan juga ekspor dari komoditas unggulan yang ada," tandasnya. [sdy]