Dengan demikian, hilirisasi diharapkan mampu menciptakan ekosistem industri yang tidak hanya mengandalkan investasi asing, tetapi juga memfasilitasi pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan.
“Hilirisasi bukan semata strategi ekonomi, tetapi juga bagian dari ketahanan nasional, dengan membangun kemandirian industri dari hulu ke hilir, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, serta menyiapkan ekosistem energi masa depan berbasis baterai kendaraan listrik,” jelas Sjafrie dalam keterangannya seusai rapat.
Baca Juga:
Menaker RI Dorong Tata Kelola AI yang Inklusif di Forum BRICS
Rapat tersebut juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas kementerian guna memastikan sinkronisasi kebijakan dan percepatan realisasi di lapangan.
Salah satu sektor yang menjadi fokus adalah pengembangan industri berbasis energi baru dan terbarukan, khususnya dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), yang kini menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan rendah emisi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang juga hadir dalam rapat, turut memberikan keterangan kepada media.
Baca Juga:
Pesan Paus Fransiskus Soal Ancaman AI Buat Umat Manusia
Ia mengungkapkan bahwa proyek hilirisasi masuk dalam program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto dan membutuhkan koordinasi erat di antara kementerian dan lembaga teknis.
“Ini semuanya sudah kita bicarakan, sudah detail sekali. Dan ini adalah kolaborasi di antara satgas dan Kementerian Investasi dan kementerian-kementerian teknis yang lainnya,” ungkap Bahlil.
Bahlil juga menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam hal perizinan, insentif fiskal, serta percepatan infrastruktur pendukung, agar program hilirisasi dapat berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat.