WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 23 Mei 2025.
Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju serta Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi Nasional.
Baca Juga:
Gagalkan Penyelundupan via Drone, Lapas Narkotika Bandung Perkuat Sistem Keamanan
Agenda utama dalam pertemuan ini adalah membahas langkah-langkah percepatan implementasi proyek hilirisasi nasional serta mengevaluasi tindak lanjut dari proyek-proyek prioritas di sektor-sektor strategis.
Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, termasuk salah satu pejabat tinggi negara yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Ia menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh kebijakan Presiden Prabowo dalam mengakselerasi hilirisasi sebagai bagian dari agenda nasional.
Baca Juga:
Simak Tips Mengelola Chat WhatsApp dengan Fitur Arsip dan Bisukan Pesan
Menurutnya, program hilirisasi harus dimaknai lebih luas, bukan sekadar strategi ekonomi untuk menambah nilai tambah komoditas mentah, melainkan juga sebagai bagian integral dari upaya memperkuat kedaulatan dan ketahanan nasional.
Sjafrie menyampaikan bahwa proyek hilirisasi nasional seharusnya menjadi proyek “merah putih” yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemandirian bangsa.
Ia menekankan pentingnya dominasi kepemilikan nasional, penguasaan teknologi oleh anak bangsa, serta penguatan rantai pasok industri dari hulu ke hilir.
Dengan demikian, hilirisasi diharapkan mampu menciptakan ekosistem industri yang tidak hanya mengandalkan investasi asing, tetapi juga memfasilitasi pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan.
“Hilirisasi bukan semata strategi ekonomi, tetapi juga bagian dari ketahanan nasional, dengan membangun kemandirian industri dari hulu ke hilir, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, serta menyiapkan ekosistem energi masa depan berbasis baterai kendaraan listrik,” jelas Sjafrie dalam keterangannya seusai rapat.
Rapat tersebut juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas kementerian guna memastikan sinkronisasi kebijakan dan percepatan realisasi di lapangan.
Salah satu sektor yang menjadi fokus adalah pengembangan industri berbasis energi baru dan terbarukan, khususnya dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), yang kini menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan rendah emisi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang juga hadir dalam rapat, turut memberikan keterangan kepada media.
Ia mengungkapkan bahwa proyek hilirisasi masuk dalam program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto dan membutuhkan koordinasi erat di antara kementerian dan lembaga teknis.
“Ini semuanya sudah kita bicarakan, sudah detail sekali. Dan ini adalah kolaborasi di antara satgas dan Kementerian Investasi dan kementerian-kementerian teknis yang lainnya,” ungkap Bahlil.
Bahlil juga menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam hal perizinan, insentif fiskal, serta percepatan infrastruktur pendukung, agar program hilirisasi dapat berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat.
Dengan pelaksanaan hilirisasi yang terkoordinasi dan berkelanjutan, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi mampu menciptakan nilai tambah yang lebih besar, membuka lapangan kerja baru, serta memperkuat posisi tawar di pasar internasional.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]