WAHANANEWS.CO, Jakarta - Indonesia kembali menegaskan eksistensinya sebagai kekuatan baru dalam industri gim global melalui penyelenggaraan Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025 yang digelar di The Stones Hotel, Bali, pada 9–11 Oktober 2025.
Ajang tahunan bergengsi ini menjadi wadah strategis untuk mempertemukan ratusan pengembang gim lokal dengan penerbit, investor, hingga media internasional.
Baca Juga:
Kemkomdigi Luncurkan IGRS, Indonesia Jadi Pelopor Sistem Rating Gim Nasional di Asia Tenggara
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019, IGDX telah mencatat potensi kerja sama bisnis global senilai USD75 juta, sekaligus memperluas jejaring kolaborasi kreatif lintas negara.
“Hari ini, kita tidak hanya menyelenggarakan konferensi, tetapi juga menegaskan kembali keyakinan bersama bahwa Indonesia dan Asia Tenggara telah menjadi pusat baru inovasi kreatif dan digital global,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam sambutannya di acara IGDX Conference 2025, Sabtu (11/10/2025).
Tahun ini, IGDX mengusung tema “Accelerating Southeast Asia’s Creative Power” yang mencerminkan semangat kolaborasi regional dan komitmen memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan industri gim di Asia Tenggara.
Baca Juga:
Menkomdigi Ajak Perempuan Jadi Penggerak Transformasi Digital Indonesia
Selama empat tahun terakhir, dari 2021 hingga 2024, IGDX telah memfasilitasi lebih dari 3.500 pertemuan bisnis antara pengembang lokal dan mitra internasional.
“IGDX membangun ekosistem lengkap yang melibatkan semua pelaku industri gim dari berbagai latar belakang,” lanjut Meutya.
Ia menegaskan, keberadaan program-program seperti IGDX Bootcamp, IGDX Academy, IGDX Career, IGDX Business, dan IGDX Conference menjadi jembatan penting bagi kreator muda Indonesia untuk menembus pasar internasional.
Kontribusi industri gim terhadap perekonomian nasional juga terus meningkat.
Saat ini, nilai ekonomi sektor ini diperkirakan mencapai Rp71 triliun per tahun, melibatkan lebih dari 2.000 pengembang dan penerbit aktif yang tersebar di berbagai daerah.
“Pencapaian ini tak lepas dari semangat gotong royong yang membentuk ekosistem digital Indonesia. Data ini menunjukkan bahwa industri gim kini telah menjadi penggerak utama ekonomi kreatif digital nasional,” ujar Meutya.
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Digital, Indonesia kini menempati peringkat keempat dunia dengan lebih dari 154 juta pemain gim, atau sekitar 40 persen dari total pemain di Asia Tenggara.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar potensial, tetapi juga produsen konten digital yang berkembang pesat.
Sejak awal penyelenggaraan pada 2019, IGDX terus berkembang menjadi salah satu program akselerasi industri gim paling berpengaruh di kawasan.
Sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas menjadikan ajang ini katalis penting bagi pertumbuhan talenta lokal.
“Dari Bali, kita kirimkan pesan kepada dunia bahwa inilah saatnya Asia Tenggara bangkit sebagai kekuatan kreatif global. IGDX adalah bukti nyata bahwa kolaborasi bisa menjadikan Indonesia pemimpin di industri gim,” tutur Meutya.
Selama tiga hari pelaksanaan, IGDX 2025 juga menghadirkan pameran karya pengembang gim lokal, showcase inovasi digital, forum diskusi, serta sesi business matching yang mempertemukan pelaku industri nasional dan global.
Dalam acara tersebut, Menteri Meutya Hafid turut didampingi oleh Direktur Jenderal Ekosistem Digital Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Fifi Aleyda Yahya, Kepala BPSDM Bonifasius Wahyu Pudjianto, serta Staf Khusus Menteri Alfreno Kautsar Ramadhan.
Dengan berbagai inisiatif yang dijalankan, IGDX 2025 tidak hanya menjadi ajang pamer karya, tetapi juga simbol kemajuan industri gim nasional menuju panggung dunia.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]