Korban masih bisa berjalan sendiri untuk melanjutkan perjalanan turun gunung setelah terjungkal yang pertama dan kedua.
Erfando baru tidak sadarkan diri setelah terjatuh untuk ketiga kalinya sekitar pukul 23.00 WIB.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Pertama terpleset terbentur batu dan luka lecet di jari dan tangan sebelah kiri, terpleset kedua terkena kayu dan mengalami goresan di perut sebelah kiri, yang ketiga kalinya korban sudah mengalami kondisi kurang sadar," terangnya.
Melihat Erfando tidak sadarkan diri, sejumlah temannya berupaya memberi pertolongan pertama. Mereka juga meminta bantuan Tim SAR dari jalur pendakian Tamiajeng.
Namun, nyawa mahasiswa asal Kelurahan Sidotopo Wetan, Kenjeran, Surabaya tidak bisa diselamatkan.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Sekira pukul 00.00 WIB korban meninggal dunia di jalur pendakian di atas pos 4 di bawah puncak bayangan Gunung Penanggungan," ungkap Andaru.
Evakuasi jenazah Erfando dibantu Tim SAR jalur pendakian Tamiajeng. Jenazah mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya ini tiba di Puskesmas Trawas pada Minggu (23/1) sekitar pukul 04.00 WIB.
Polisi telah melakukan visum luar terhadap jasad korban.