WahanaNews.co | HUT RI ke-77 sudah di depan mata.
Jelang perayaan HUT RI ke-77, Istana Merdeka pun disibukkan dengan persiapan pelaksanaan upacara kemerdekaan.
Baca Juga:
Diundang Nyanyi di Rumah Konglomerat, Farel Prayoga Lagi-lagi Bikin Ambyar
Salah satu yang mendapat perhatian besar dalam perayaan HUT RI ke-77 ini, tentu saja adalah ketiga petugas paskibra yang ditugaskan sebagai pengibar bendera.
Tiap tahunnya, seleksi untuk paskibraka, terutama yang mengisi posisi pengibar bendera, sangatlah ketat.
Hanya putra-putri terbaik saja yang beruntung bisa merasakan posisi ini.
Baca Juga:
Galang Antusiasme Peringati HUT RI, KDEI Taipei Ajak WNI di Taiwan Bersepeda Bersama
Namun, terkait hari kemerdekaan RI yang dirayakan tiap tanggal 17 Agustus, tentu tiga orang pengibar bendera yang bertugas di momen proklamasi sama sekali tak boleh dilupakan.
Tiga orang berikut sangat berjasa dalam mengibarkan bendera pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Berikut profil ketiganya, dilansir dari berbagai sumber:
1. Abdul Latief Hendraningrat
Abdul Latief memiliki nama lengkap Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat, dan lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911.
Abdul Latief Hendraningrat dikenal sebagai anggota PETA (Pembela Tanah Air).
Ketika peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pangkat Latief Hendraningrat yakni Sudanco (Komandan Kompi).
2. Suhud Sastro Kusumo
Suhud lahir pada tahun 1920.
Suhud menjadi anggota Barisan Pelopor yang didirikan Jepang.
Sebelum memulai tugas sebagai pengibar bendera pada 17 Agustus 1945, Suhud pernah memiliki peran lain.
Menjelang hari proklamasi, tepatnya di tanggal 14 Agustus 1945, Suhud dan beberapa anggota Barisan Pelopor kala itu ditugaskan untuk menjaga keluarga Soekarno.
Namun, di tanggal 16 Agustus, Suhud kecolongan dengan diculiknya Soekarno oleh golongan pemuda.
Hal inilah yang menjadi sebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Suhud wafat pada tahun 1986, di usianya yang ke-66 tahun.
3. Surastri Karma Trimurti
Lahir pada 11 Mei 1912 di Desa Sawahan, Boyolali, Karesidenan Surakarta, SK Trimurti adalah istri Sayuti Melik yang merupakan juru ketik proklamasi.
Setelah Soekarno membacakan teks proklamasi dan berdoa, ia mengusulkan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan seorang prajurit saja.
Hingga kini, pada umumnya dua orang petugas pengibar bendera yang berada di samping kiri dan kanan diisi oleh lelaki.
Sedangkan petugas di tengah yang membawa bendera dan memegang tali bendera adalah perempuan. [gun]