WahanaNews.co | Walaupun
diberondong kritikan dan kecaman, namun FPI tetap membela Habib Idrus. Diberitakan, Idrus mendoakan umur pendek bagi
Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Maulid Nabi
Muhammad di Petamburan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Diketahui, dalam acara Maulid Nabi yang diadakan Habib
Rizieq Syihab di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020), ada
seorang ulama yang mendoakan Presiden Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati
mendapatkan umur yang pendek. Hal ini kemudian menjadi viral di media sosial.
Baca Juga:
Bupati Labura Lepas Keberangkatan 237 Calon Haji: Doa dan Harapan untuk Dhuyufurrahman
"Kita doakan Habib Rizieq Allah panjangkan umurnya.
Jadi mimpin insyaallah di Indonesia. Yang kedua, Allah pendekkan umur Megawati
dan Pak Jokowi. Al-Fatihah," ucap Habib Idrus di acara Maulid Nabi yang
diadakan Habib Rizieq, Sabtu (14/11) lalu.
Sontak, doa tersebut diamini oleh umat yang menghadiri acara
tersebut. "Amin," teriak jemaah di lokasi.
Menanggapi kritikan terhadap Habib Idrus, FPI pun memberikan
pembelaan. FPI menilai kritik yang disampaikan harus adil.
Baca Juga:
14 Jemaah Haji Kabupaten Karo Berangkat dengan Harapan dan Doa
"Lah, soal ketidakadilan terhadap FPI dan HRS (pemimpin
FPI Habib Rizieq Syihab), pengkritiknya ke mana suaranya? Kritik boleh, tapi
harus waras dan adil lah," ucap Wakil Sekretaris Umum FPI, Aziz Yanuar,
saat dihubungi, Rabu (18/11/2020).
Menurut Aziz, jika beberapa kelompok lain tersinggung oleh
doa Habib Idrus, FPI pun menyebut mereka tersinggung saat HRS diperlakukan
tidak adil.
"Kami juga tersinggung HRS diperlakukan tidak adil.
Kita nggak minta beliau dihormati, (tapi) perlakukan adil saja," ucapnya.
PDIP menilai hal tersebut sebagai sebuah doa provokatif dan
tidak mencerminkan akhlak yang baik. Apalagi, diucapkan oleh seorang ulama.
"Sikap seperti itu bukan akhlak yang baik, apalagi jika
disampaikan oleh seseorang yang mengaku ulama, sama sekali tidak dicontohkan
oleh junjungan umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW. Rasulullah melarang keras
mendoakan orang lain cepat meninggal dunia, apalagi jika orang yang didoakan
itu adalah sesama muslim," kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dalam
keterangannya yang diterima detikcom, Senin (16/11).
Menurut Basarah, tindakan tersebut memang ditujukan untuk
memprovokasi PDIP agar membalas pernyataan tersebut dengan sikap anarkis.
Namun, ia menegaskan, PDIP tidak terpengaruh oleh doa yang provokatif.
"Kami sadar betul bahwa tindakan tersebut memang untuk
memprovokasi keluarga besar PDI Perjuangan agar bereaksi dan membalas dengan
tindakan yang anarkis, tapi alhamdulillah kami tidak akan terpengaruh dengan
'doa provokatif' tersebut karena kami sangat mencintai persatuan bangsa
Indonesia," ujarnya.
Tidak hanya PDIP, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi juga
menanggapi hal terebut. Fachrul Razi mengatakan Nabi tidak pernah mencontohkan
doa yang jelek.
"Nabi nggak pernah mencontohkan doa yang jelek,"
ujar Fachrul kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/11).
Fachrul pun meminta semua orang agar membuat doa yang baik
saat berdoa. "Ya saya sudah bilang, semua orang. Kalau doa, doa yang
baiklah. Masak doa yang jelek gitu. Nggak ada," ujarnya. [qnt]