Pulau Jawa masih menjadi tujuan utama, dengan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025 dan arus balik pada 6 April 2025.
Di sisi lain, BMKG memastikan kesiapan sistem peringatan dini terkait gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem.
Baca Juga:
Dipicu Subduksi Lempeng dan Sesar Aktif, BMKG Catat 13 Gempa dalam Sepekan di Sumbar
"Kami akan mengoptimalkan seluruh sumber daya meteorologi, klimatologi, dan geofisika guna memastikan distribusi informasi berjalan akurat dan tepat waktu," ujar Dwikorita.
Anggota Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana, juga menyoroti pentingnya peran BMKG dalam persiapan mudik Lebaran.
Menurutnya, pemantauan cuaca sangat krusial, mengingat hujan ekstrem yang sempat melanda Jabodetabek dan menyebabkan banjir.
Baca Juga:
Pemkot Bengkulu Anggarkan Rp3 Miliar untuk Perbaikan Drainase dan Cegah Banjir
"BMKG harus dilibatkan lebih aktif dalam mitigasi risiko selama masa mudik. Kondisi cuaca yang tidak menentu, termasuk potensi hujan deras di bulan April, dapat mengganggu kelancaran transportasi," jelas Danang dalam diskusi bertajuk Mudik Aman, Keluarga Nyaman di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Selain itu, DPR berkomitmen menjalankan fungsi pengawasan untuk memastikan semua persiapan berjalan sesuai rencana.
"Negara harus hadir dalam migrasi besar ini demi menjaga keselamatan masyarakat," pungkas Danang.