WahanaNews.co | Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa buka suara soal insiden jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle di Blora, Jawa Tengah pada Senin (18/7). Peristiwa itu diketahui menewaskan satu orang penerbang, Kapten Pnb Anumerta Allan Safitra.
Ia mengatakan pesawat jenis itu sudah ada di Indonesia sejak 2013. Sejauh ini, kata dia, peristiwa kecelakaan pesawat jatuh terjadi sekali.
Baca Juga:
Menuju Solo, Presiden RI ke-7 Jokowi Dikawal Delapan Pesawat Tempur TNI AU
"Sekarang pun saya juga sudah komunikasi dengan KSAU, jajaran TNI AU, untuk teliti," kata Andika di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (22/7).
"Jadi penyebab, ini kan kemungkinannya ada human error, kemudian ada juga aircraft-nya, ada juga manajemen, dan ada juga cuaca, ini yang sedang kami teliti."
Jika melihat dari manuver sebelum jatuh, kata Andika, peristiwa yang terjadi di Blora tidak seperti kejadian T-50i beberapa tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Lanud Sjamsudin Noor Banjarmasin Bagikan 25 Kaki Palsu Sambut Hari Bakti TNI AU
Menurutnya, T-50i yang jatuh di Blora tidak melakukan manuver mengkhawatirkan.
"Dalam latihan malam hari itu memang bukan seharusnya gerakan yang terlalu dikhawatirkan. Jadi, kami memang masih terus menyelidiki," ungkap Andika.
"Angkatan Udara sudah untuk sementara meng-grounding semua pesawat T-50 dulu, sampai penyelidikan benar-benar tuntas," katanya.
Peristiwa ini bermula saat pesawat dengan nomor ekor TT-5009 itu berangkat dari Lanud Iswahjudi sekitar pukul 18.24 WIB, Senin untuk melakukan latihan terbang malam.
Pada pukul 19.25 WIB, pesawat yang diawaki satu penerbang itu masih melakukan kontak dengan flight director. Namun, setelah itu posisi pesawat tidak dapat dikontak.
Setelahnya, aparat dan masyarakat setempat telah mengonfirmasi soal penemuan serpihan logam yang diduga lokasi jatuhnya pesawat tempur tersebut. Proses evakuasi pun dilakukan sejak Senin malam.
Tim SAR Lanud Iswahjudi yang dikirim ke lokasi berhasil mengevakuasi jasad pilot yakni, Lettu Pnb Allan Safitra, Selasa (19/7).
Bersama unsur SAR kewilayahan dan masyarakat, tim SAR Lanud Iswahjudi, juga mengamankan reruntuhan pesawat di lokasi
Usai evakuasi, jenazah Lettu Pnb Allan langsung dibawa ke Lanud Iswahjudi untuk disemayamkan sejenak di Hanggar Skadron Udara 15. Setelahnya, jenazah diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat TNI AU untuk dimakamkan di Bekasi.[gun]