Tanpa Batu Bara Indonesia, China dan India Bisa Gelap Gulita
Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyatakan ketergantungan 3 negara tersebut kepada Indonesia sangat besar. Mereka membutuhkan produk unggulan nasional untuk menggerakkan industri pengolahannya.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Bila Indonesia mengeluarkan kebijakan moratorium atau menghentikan ekspor produk-produk tersebut, maka ketiga negara itu bisa kelabakan.
"Jika Indonesia stop melakukan ekspor, industri pengolahan di tiga negara bisa berhenti total," kata Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (3/12).
Bahkan jika ekspor batu bara dihentikan Indonesia, China dan India bisa gelap. Sebab pembangkit listrik mereka membutuhkan batubara sebagai penghasil listriknya.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
"Untuk pasokan listrik di India dan China yang masih andalkan batubara akan blackout alias padam," ungkap Bhima.
Kondisi serupa juga bisa dialami Uni Eropa. Masih dari sumber yang sama, Uni Eropa memiliki ketergantungan yang sama dengan Indonesia. "Apalagi Eropa yang sekarang sedang krisis energi," kata Bhima.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor migas Indonesia pada September 2022 ke Eropa Barat senilai USD 61,1 juta. Sedangkan ekspor non migasnya untuk Eropa Barat senilai USD 1,68 miliar dan ke Eropa Timur senilai USD 430 miliar.