WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan adanya peringatan 'hati-hati digulingkan' yang ia terima saat Indonesia hendak mengambil alih PT Freeport.
Jokowi menyampaikan kisah ini dalam pembukaan Kongres ISEI dan seminar nasional 2024 di Surakarta pada Kamis (19/9/2024). Saat ini, Indonesia telah menguasai 51% saham PT Freeport dan menargetkan untuk meningkatkannya menjadi 61%.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Jokowi menjelaskan, "Sekarang Freeport bukan lagi milik Amerika, karena Freeport kini sudah jadi milik Indonesia, 51% dikuasai oleh mind.id. Sebelumnya kita hanya memiliki 9%, dan sekarang telah menjadi 51%, dan sebentar lagi akan menjadi 61%. Kita akan terus ambil, terutama dari tembaga yang bisa diolah menjadi produk jadi seperti copper foil, kabel, hingga rangka mobil."
Selain itu, Jokowi juga berbicara tentang hilirisasi bauksit. Saat ini Indonesia memiliki dua smelter, yaitu di Bintan dan Mempawah, Kalimantan Barat, yang segera diresmikan.
"Untuk hilirisasi bauksit, kita sudah punya satu smelter di Bintan, dan minggu depan saya akan resmikan satu lagi di Mempawah. Ini milik BUMN dan akan menghasilkan aluminium untuk velg mobil dan bodi pesawat," jelas Jokowi.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Jokowi mengakui bahwa hilirisasi sulit dilakukan, terutama karena di masa normal, upaya seperti ini sering dihalangi oleh negara-negara maju.
Ia juga berbicara tentang peringatan yang diterimanya saat Indonesia hendak mengambil alih Freeport.
"Di masa normal, sulit melakukan ini karena pasti dihalangi oleh negara-negara maju. Bahkan saat kita mau mengambil Freeport, banyak yang memperingatkan saya, 'Pak hati-hati Papua bisa lepas', 'Pak hati-hati bapak bisa digulingkan'."
Jokowi menambahkan bahwa pembangunan smelter bukan hal yang mudah. Selama 55 tahun beroperasi, Freeport tidak pernah berani membangun smelter sendiri.
"Hilirisasi ini tidak mudah, karena Freeport selama 55 tahun beroperasi belum pernah membangun smelter. Di sana bukan hanya ada tembaga, tapi juga emas, yang nilainya jauh lebih tinggi," jelasnya.
Jokowi juga menyebutkan bahwa Indonesia akan segera memiliki smelter sendiri di Gresik, yang akan membantu mengungkap berapa banyak emas yang hilang dari Indonesia selama puluhan tahun.
"Nantinya kita akan memiliki smelter sendiri di Gresik. Kita akan tahu berapa banyak emas yang hilang setiap tahun dari Tanah Air selama sekitar 50 tahun. Perkiraan saya sekitar 40-50 ton per tahun, tapi nanti kalau sudah berproduksi, kita akan tahu lebih pasti," tambah Jokowi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]