WahanaNews.co, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung tingginya international trust ke Indonesia. International trust yang tinggi, jelas Jenderal Sigit, menjadi salah satu faktor perekonomian RI stabil.
"Salah satu faktor yang menyebabkan perekonomian nasional berada pada posisi stabil adalah karena tingginya international trust. Jika international trust tinggi, maka kredibilitas, kedaulatan dan suara Indonesia akan lebih diakui, sehingga memudahkan kita dalam bernegosiasi, termasuk pada bidang ekonomi," ujar Sigit dalam paparannya di rilis akhir tahun di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/12/23).
Baca Juga:
Prabowo Ungkap Dampak Iklim di KTT G20, Pindah Ibu Kota RI Hingga Energi Terbarukan
Sigit mengatakan berdasarkan Lowy Institute Asia Power Index 2023, Diplomatic Influence, Indonesia berada pada peringkat 1 ASEAN atau peringkat 7 dunia. Sedangkan untuk Comprehensive Power berada pada peringkat 2 ASEAN atau peringkat 9 dunia.
Bukan hanya itu, berdasarkan International Institute for Management Development, pada tahun 2023 World Competitiveness Rangking, Indonesia berada pada peringkat 34 atau meningkat 10 peringkat dari tahun sebelumnya yang merupakan peningkatan tertinggi di dunia.
"Tingginya international trust Indonesia dapat diraih berkat kinerja Indonesia yang diakui oleh dunia. Kita berhasil melakukan penanggulangan Covid-19 dengan cepat, berhasil menyelenggarakan forum-forum internasional seperti KTT G20, KTT ASEAN dan KTT AIS, serta berhasil menjadi tuan rumah berbagai event internasional," lanjutnya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Indonesia, tambah Sigit, juga terus berupaya menjadi jembatan perdamaian dunia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Zelensky untuk menjembatani perdamaian Rusia-Ukraina.
"Serta bertemu Presiden Joe Biden untuk mengajak Amerika Serikat mendukung gencatan senjata, serta mendukung perdamaian antara Palestina-Israel," imbuh Sigit.
[Redaktur: Sandy]