WahanaNews.co | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan seluruh pekerjaan konstruksi Bendungan Kering Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selesai tahun 2022.
Bendungan Ciawi merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan DKI Jakarta.
Baca Juga:
Gaji Terendah Rp 9,4 Juta, Kementerian PUPR Buka 6.388 Formasi CPNS 2024
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan, saat ini tengah dilakukan pekerjaan lanjutan II berupa timbunan dengan progres hingga 16 Februari 2022 mencapai 80,2 persen.
"Ditargetkan seluruh pekerjaan konstruksi selesai tahun 2022," ujar Basuki dalam keterangannya, Senin (28/3/2022).
Kementerian PUPR akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dan berupaya untuk mempercepat pembebasan lahan sehingga penyelesaian Bendungan Ciawi selesai sesuai target.
Baca Juga:
Menkeu Sebut APBN Telah Salurkan Rp6 Triliun Untuk Pembiayaan Rumah
Berdasarkan data yang dia miliki, progres pengadaan lahan untuk pembangunan Bendungan Ciawi sudah mencapai 98,83 persen dengan target penyelesaian Uang Ganti Rugi (UGR) pada April 2022.
Pengadaan lahan bendungan ini dilakukan dengan skema dana talangan, di mana kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna.
Kemudian, konstruksi bendungan mulai dilaksanakan secara bertahap sejak Desember 2016 dengan progres fisik selesai 100 persen pada 2021.
"Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6.05 juta meter kubik dan luas genangan 39.40 hektar dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar," ucapnya.
Pada tahun anggaran 2021 dilakukan pekerjaan lanjutan dengan nilai kontrak Rp 239,8 miliar untuk menyelesaikan pekerjaan akhir pada bangunan bendungan dan fasilitas umum dengan progres fisik dan keuangan selesai 100 persen.
Menurutnya, bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.
Rampungnya pembangunan Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.
"Sebagai bendungan kering, pengoperasin Bendungan Ciawi berbeda dengan bendungan lain, di mana bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering," jelasnya.
Bendungan Ciawi sama dengan Bendungan Sukamahi yang dibangun untuk pertama kalinya di Indonesia.
Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir. [gun]