WahanaNews.co | Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan
Kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi
di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pembangunan
kedua bendungan merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir
(flood control) dari hulu hingga
hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Metropolitan Jakarta.
Baca Juga:
Jakarta di Prediksi Bakal Tenggelam
Menteri
PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan, Bendungan Sukamahi dan Ciawi merupakan dry dam yang memang khusus dibangun
untuk mengendalikan atau untuk pengendali banjir saja.
Sebagai
bendungan kering, maka pengoperasiannya akan berbeda dengan bendungan lain, di mana kedua
bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan.
Sementara
pada musim kemarau, bendungan ini kering.
Baca Juga:
Usia 6 Negara Ini Diprediksi Tinggal 100 Tahun Lagi, Termasuk Indonesia!
"Dua
bendungan ini tidak akan menampung air, karena air hujan hanya ditampung
sementara dan dialirkan sekecil mungkin ke Sungai Ciliwung, sehingga diatur
debitnya yang harus mengalir saat musim hujan," kata Basuki, dalam
keterangan tertulis, Senin (2/8/2021).
Bendungan
kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama dibangun di Indonesia
sebagai upaya merespons risiko bencana hidrometeorologi di Jakarta dan
sekitarnya.
Pengoperasian
bendungan akan menggunakan Aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU)
Kementerian PUPR dengan memanfaatkan data klimatologi dari BMKG yang
menampilkan laporan kejadian banjir atau kekeringan, prakiraan cuaca dan hari
tanpa hujan, termasuk prakiraan banjir dan kekeringan.
Pembangunan
Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun
tahun 2017 dengan progres mencapai 78,96 persen dengan capaian pembebasan lahan
95,01 persen.
Kontrak
pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk - Basuki KSO.
Bendungan
Sukamahi didesain dengan tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55
meter, lebar 9 meter dan panjang 169 meter.
Bendungan
Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan
5,23 hektar dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per
detik.
Sementara
progres konstruksi Bendungan Ciawi saat ini sudah sebesar 79,44 persen dengan
capaian pembebasan lahan 97,67 persen.
Kontrak
pembangunannya senilai Rp 798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Brantas
Abipraya dan PT Sacna (KSO).
Sama
dengan Bendungan Sukamahi, Bendungan Ciawi didesain tipe urugan random inti
miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 334,5 meter.
Bendungan
Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta meter kubik dan luas area genangan
39,40 hektar untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.
Pembangunan
Bendungan Sukamahi dan Ciawi di bawah tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai
(BBWS) Ciliwung-Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, dengan
target selesai 2021.
Dibangunnya
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dapat mengurangi debit banjir di Pintu
Air Manggarai sebesar 577,05 meter kubik per detik. [dhn]