WahanaNews.co | Tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Namun, KDRT seolah menjadi bagian dari budaya di masyarakat, sehingga lumrah dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:
KDRT di Paser Kaltim, Suami Mutilasi Istri dan Tunjukin ke Tetangga
Hal itu diungkapkan langsung Ketua Umum PP Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Andi Dasmawati, setelah diminta menjadi duta untuk penghapusan KDRT.
“Ini tugas IKWI menjadi agen perubahan dalam penghapusan KDRT. Ketika itu terjadi dalam lingkungan kita, IKWI harus menjadi agen perubahan bahwa itu tidak benar,” kata Andi kepada peserta, saat Seminar Penghapusan KDRT, di Candi Bentar Ancol, Minggu (18/2/2024).
Andi menyebut, bahwa stigma untuk tidak dapat mencampuri urusan rumah tangga orang lain harus segera dihapuskan.
Baca Juga:
Ketua DPW Relawan Martabat Provinsi Jambi Ucapkan Selamat atas Pelantikan Prabowo-Gibran
Sehingga, diharapkan dapat meminimalisir dan mencegah terjadinya KDRT dalam kehidupan masyarakat.
“Kita harus menghentikan tindakan-tindakan untuk menghentikan kekerasan dalam rumah tangga,” sebutnya.
Andi pun mengaku, faktor utama yang menyebabkan terjadinya KDRT ialah karena rendahnya pendidikan dalam keluarga.
“Rendahnya tingkat pendidikan memiliki dampak terhadap kesadaran masyarakat dalam penghapusan KDRT,” jelasnya.
Selain itu, di Indonesia masih banyak hal yang mengedepankan bahwa kekuatan laki-laki lebih besar dari perempuan.
Akibatnya, kasus KDRT di Indonesia selalu meningkat setiap tahun.
“KDRT juga selalu meningkat dalam setiap tahunnya,” katanya.
Bahkan menurut dia, perempuan yang berusia 25 hingga 40 tahun paling rentan mengalami KDRT.
“Untuk itu, diharapkan seluruh anggota dan pengurus IKWI dapat ikut berperan serta dalam penghapusan KDRT,” tegasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]