WahanaNews.co | Mudik naik sepeda motor, sudah lumrah. Pulang kampung naik mobil juga sangat lazim. Tapi bila mudik lebaran naik sepeda gowes seperti yang dilakukan Veri Sanovri? Perlu mental baja.
Apalagi jarak yang ditempuh bukan kaleng-kaleng: Serpong-Palembang PP atau sekitar 1.200 Km.
Baca Juga:
Jawa Terpukul! Lebih dari Separuh Penduduk Miskin RI Ada di Pulau Ini
Untuk rute mudik, Veri berangkat dari Serpong pada Jumat (29/4) subuh dan sampai ke Jembatan Ampera pada Senin (2/5) petang, atau jelang malam takbiran.
Setelah merayakan lebaran di kampung halaman, Veri lagi-lagi kembali ke perantauan memakai sepeda gowesnya. Berangkat dari Palembang pada Kamis (5/2) subuh.
"Jalan pulang dari palembang ke Serpong dikawal sama big brother Sjahrial sampai Tanjung Raja," kata Veri yang menuliskan perjalanannya di IG @verisanovri, Minggu (8/5/2022).
Baca Juga:
Bukan Pulau Jawa, Salah Satu Pulau Terpadat di Dunia Ada di Indonesia
Sepanjang gowes dari Pelembang ke Lampung, Veri Sanovri mendapat dukungan dari orang-orang yang ditemuinya. Hal itu membuatnya terus semangat mengayuh sepeda hingga tujuan akhir.
"Dikasih bingkisan sama pemotor di Tanjung Raja. Terus di lintas Sumatera dikasih oleh-oleh sama mamang baju biru. Tiap ketemu Pak Polisi dan anggota TNI di Indomaret atau alfarmart selalu di ingetin di wilayah perbatasan kalau sudah malam jangan jalan," tutur Veri Sanovri.
Saat malam datang, Veri Sanovri menggelar tenda kecil di rest area untuk tidur. Bila fajar mulai bersinar, Veri Sanovri buru-buru berkemas untuk kembali mengayuh sepedanya.
"Pulang ke Serpong hari kedua, hari ini asli berat. Cuaca panas dan hujan deras disertai angin yang kencang. Tapi bahagia, selalu menemukan orang-orang baik di jalan," tutur Veri Sanovri.
Veri Sanovri tidak menduga ada anak muda memberi uang sambil teriak untuk buat air dengan mengacungkan jempol. Ada juga saat Veri berteduh, ada anak kecil menghampirinya mengajak bercerita dan foto bareng.
"Sisa-sisa kegantengan zaman dulu kayaknya minta ngajak foto bareng. dan sebelum berpisah die beliin aqua, for you mister," kisah Veri Sanovri.
Ada juga seorang anak yang ngebonceng motor turun di perempatan lampu merah. Sejurus kemudian si anak turun dan mendekati Veri Sanovri.
"Turun nyamperin nyodorin tangan salaman dan cium tangan," cerita Veri Sanovri.
Pada hari ketiga, gowesan Veri Sanovri mulai menemui titik terang sampai tujuan saat melihat Pelabuhan Bakauheni. Berdesakan antri dengan pesepeda motor, sepeda Veri Sanovri akhirnya bisa ikut menyeberang melintasi Selat Sunda.
"Pulang ke Serpong hari ke-3. Minum es jeruk kala panas yang terik di warung pinggir jalan setelah puluhan KM nggak nemu warung. Menyelesaikan tanjakan menjelang pelabuhan Bakauheni yang bikin ngos-ngosan. Dan akhirnya ke jebak di antara ribuan motor yg antre masuk pelabuhan untuk menyebrang kembali ke pulau Jawa. Akhirnya kapalnya berangkat juga," kisah Veri Sanovri.
Hari keempat adalah etape terakhir. Merak-Serpong. Bila tak ada aral, maka petang/malam ini Veri finish di rumahnya di kawasan Serpong. Bila dihitung, total perjalanan 1.200 Km yang ditempuh selama 8 hari.[zbr]