Lebih lanjut, Arnod menekankan pentingnya perhatian terhadap pekerja informal yang jumlahnya lebih besar dibanding pekerja formal. Menurutnya, pekerja informal memiliki potensi besar menjadi motor penciptaan lapangan kerja baru.
“Pekerja informal harus menjadi prioritas karena jumlahnya jauh lebih banyak. Dari pekerja informal inilah banyak yang bisa berkembang menjadi pengusaha baru, yang kemudian mampu menciptakan lapangan kerja tambahan."
Baca Juga:
Koalisi Serikat Pekerja/Buruh Desak Pemerintah Pulihkan Situasi Nasional dan Atasi Masalah Ketenagakerjaan
"Apalagi dengan dukungan Gerakan Produktivitas Nasional, pekerja informal bisa lebih mandiri sekaligus berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Arnod juga menegaskan, jutaan lowongan kerja yang dijanjikan pemerintah harus diikuti dengan sistem pelatihan keterampilan dan pengawasan ketenagakerjaan agar tenaga kerja yang terserap memiliki daya saing.
“Pemerintah jangan hanya fokus pada kuantitas, tetapi juga kualitas tenaga kerja yang dihasilkan. Dengan begitu, program ini tidak hanya menyerap jutaan pekerja, tetapi juga menciptakan SDM unggul yang siap menghadapi tantangan ekonomi global,” tegasnya.
Baca Juga:
Serikat Pekerja Tegaskan Dukungan untuk Presiden Prabowo, Dorong Pembahasan RUU Ketenagakerjaan dan Perampasan Aset
KSPSI berharap, implementasi lima program tersebut berjalan transparan, tepat sasaran, serta mampu membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya generasi muda yang saat ini mendominasi angkatan kerja.
[Redaktur: Amanda Zubehor]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.