Restu ke Vatikan
Menurut Addin, dukungan dan restu dari Gereja Katolik Indonesia tersebut diterima saat dirinya bersilaturahmi kepada dua tokoh tersebut.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Umumkan Daftar Kardinal 2024, Ada dari Indonesia
Dalam kunjungan silaturahmi kepada Kardinal Suharyo di Jakarta (24/7/2024) dan Mgr. Antonius Bunyamin di Bandung (26/7/2024), ia ditemani Putut Prabantoro dari PWKI.
Silaturahmi secara diam-diam ini dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir banyak pihak.
“Latar belakang kunjungan ke Vatikan itu terutama karena kunjungan kedua tokoh dunia penandatangan dokumen tersebut. Pada awal Juni 2024, Syekh Ahmed At-Tayyeb berkunjung ke Indonesia. Terkait dengan kunjungan itu, para pemuda lintas agama juga bersilaturahmi dengan Imam Besar Al-Alzar itu. Pada 3-6 September mendatang, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia. Tentu hal ini memiliki makna yang istimewa dan saya tergerak untuk mengajak rekan-rekan organisasi lintas iman untuk berkampanye terkait isi Dokumen Abu Dhabi,“ jelas Addin lebih lanjut.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Angkat Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjadi Kardinal Baru untuk Indonesia
Bagi Ketum GP Ansor itu, isi dokumen Abu Dhabi itu sangat sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Selain itu, Dokumen Abu Dhabi tidak hanya sesuai untuk Indonesia tetapi seluruh dunia. Dan dokumen itu, Addin menjelaskan lebih dalam, sangat dibutuhkan untuk dunia yang sekarang terancam berbagai konflik antar negara, yang sebagian juga bersumber dari perbedaan agama.
Dalam konteks perdamaian dunia, Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan warga negaranya untuk mewujudkan perdamaian dunia. Jadi tidak ada alasan lain bagi warga negara Indonesia, untuk tidak mendukung segala upaya yang dimaksudkan untuk mewujudkan perdamaian dunia. Konflik Rusia – Ukraina, Israel-Palestina, Timur Tengah, Afrika perlu keterlibatan Indonesia,“ ujarnya.