WAHANANEWS.CO, Kuningan – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran memberikan apresiasi tinggi kepada Desa Kertayasa, Kecamatan Sindangagung, Kabupaten Kuningan, yang berhasil masuk dalam nominasi lomba inovasi pengelolaan sampah skala desa terbaik tingkat Provinsi Jawa Barat.
Desa ini bahkan berpeluang besar melaju ke tingkat nasional setelah lolos verifikasi tahap awal dan menempati posisi empat besar.
Baca Juga:
Cianjur Gaspol Perbaiki Jalan Wisata, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Target 2,5 Juta Pengunjung
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai pencapaian Desa Kertayasa merupakan bukti nyata bahwa kesadaran dan kolaborasi masyarakat desa dalam menjaga kebersihan lingkungan dapat menghasilkan dampak positif yang konkret.
“Desa Kertayasa patut menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya di Jawa Barat, bahkan di seluruh Indonesia. Pengelolaan sampah tidak lagi dianggap sebagai beban, tetapi sebagai peluang untuk membangun ekonomi sirkular yang inklusif,” ujar Tohom dalam keterangan resminya, Selasa (1/7/2025).
Menurut Tohom, keberhasilan ini tidak lepas dari kekompakan antara pemerintah desa, masyarakat, dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Yuni Sarah, yang berhasil menginisiasi program “Yuk Nikmati Sampah Jadi Rupiah”.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Percepatan Pembangunan Tol Siantar–Saribu Dolok Akan Permudah Akses Pelebaran Jalan Karo–Dairi–Pakpak
“Model seperti KSM Yuni Sarah di Desa Kertayasa perlu direplikasi. Kami melihat bagaimana desa ini mampu membalik tantangan menjadi kekuatan. Sampah tak lagi menjadi masalah, melainkan sumber daya produktif,” tegas Tohom.
Ia juga menyebutkan pentingnya dukungan kebijakan dari tingkat kabupaten dan provinsi untuk menjadikan inisiatif desa semacam ini sebagai gerakan masif.
“Kebijakan publik harus hadir untuk memperkuat yang sudah berjalan. Jangan biarkan gerakan masyarakat seperti ini jalan sendiri tanpa ekosistem dukungan yang memadai,” kata dia.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch menambahkan, pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti yang dilakukan di Desa Kertayasa dapat memperkuat ketahanan lingkungan di wilayah aglomerasi perkotaan.
“Semakin desa bisa mandiri dalam mengelola sampahnya, semakin berkurang beban kota-kota di sekitarnya. Ini sejalan dengan konsep penguatan wilayah aglomerasi yang tangguh dan berkelanjutan,” tutur Tohom.
Ia juga menilai langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melakukan verifikasi langsung ke lapangan sudah tepat.
Hal ini membuktikan bahwa keberhasilan sebuah desa tidak hanya dilihat dari laporan administrasi, tapi juga dari keterlibatan langsung masyarakat di akar rumput.
“Kami berharap hasil verifikasi ini tidak hanya menghasilkan pemenang lomba, tapi juga mengangkat semangat gotong royong dalam menjaga lingkungan hidup,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kertayasa, Arief Amarudin, menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah desa, maupun dukungan dari Kecamatan Sindangagung dan Pemkab Kuningan.
Arief menegaskan komitmennya untuk terus mendorong Desa Kertayasa menjadi desa yang MAJU -- Makmur, Agamis, dan Juara --termasuk dalam urusan pengentasan persoalan sampah.
“Kami sadar masih ada kekurangan, dan karenanya kami sangat mengapresiasi bimbingan dari tim verifikasi. Tujuan kami bukan hanya menang lomba, tapi menjadi contoh nyata pengelolaan sampah skala desa yang bisa direplikasi,” ucap Arief.
Sebelumnya, Ketua Tim Verifikasi dari Pejabat Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Ahli Muda Provinsi Jawa Barat, Suhartono, mengatakan pihaknya datang ke Desa Kertayasa untuk mencocokkan laporan data dengan realitas lapangan.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]