Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch menambahkan, pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti yang dilakukan di Desa Kertayasa dapat memperkuat ketahanan lingkungan di wilayah aglomerasi perkotaan.
“Semakin desa bisa mandiri dalam mengelola sampahnya, semakin berkurang beban kota-kota di sekitarnya. Ini sejalan dengan konsep penguatan wilayah aglomerasi yang tangguh dan berkelanjutan,” tutur Tohom.
Baca Juga:
Cianjur Gaspol Perbaiki Jalan Wisata, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Target 2,5 Juta Pengunjung
Ia juga menilai langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melakukan verifikasi langsung ke lapangan sudah tepat.
Hal ini membuktikan bahwa keberhasilan sebuah desa tidak hanya dilihat dari laporan administrasi, tapi juga dari keterlibatan langsung masyarakat di akar rumput.
“Kami berharap hasil verifikasi ini tidak hanya menghasilkan pemenang lomba, tapi juga mengangkat semangat gotong royong dalam menjaga lingkungan hidup,” tambahnya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Percepatan Pembangunan Tol Siantar–Saribu Dolok Akan Permudah Akses Pelebaran Jalan Karo–Dairi–Pakpak
Sementara itu, Kepala Desa Kertayasa, Arief Amarudin, menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah desa, maupun dukungan dari Kecamatan Sindangagung dan Pemkab Kuningan.
Arief menegaskan komitmennya untuk terus mendorong Desa Kertayasa menjadi desa yang MAJU -- Makmur, Agamis, dan Juara --termasuk dalam urusan pengentasan persoalan sampah.
“Kami sadar masih ada kekurangan, dan karenanya kami sangat mengapresiasi bimbingan dari tim verifikasi. Tujuan kami bukan hanya menang lomba, tapi menjadi contoh nyata pengelolaan sampah skala desa yang bisa direplikasi,” ucap Arief.