WahanaNews.co | Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, menekankan pentingnya data mikro dalam pengembangan desa yang nantinya akan mempercepat laju pembangunan Indonesia.
Saat ini Kemendes PDTT memberikan arah yang jelas di dalam proses pembangunan desa dengan konsep SDGs Global yang kemudian diturunkan ke level desa, menjadi SDGs Desa.
Baca Juga:
Pemerintah Kalimantan Barat Komitmen Tingkatkan Layanan Pemberdayaan Pemuda untuk Sumpah Pemuda
Dalam proses mencapai tujuan SDGs Desa ini kemudian ditunjang data desa yang bersifat mikro.
“Kenapa level desa? Pertama, level desa itu lingkupnya kecil. Kedua, data yang ada pasti bersifat mikro,” ujar Gus Halim, Jawa Timur, Minggu (7/11/2021).
Data mikro ini, lanjut Gus Halim menjadi kunci sebagai basis tahapan dalam mencapai SDGs Desa.
Baca Juga:
Program Desa Berdaya PLN UIP KLB Sintang Dukung Pengembangan Potensi dan Ekonomi Desa
“Ketika berbicara kemiskinan datanya mikro, orangnya ada, alamatnya di mana, kenapa miskin, masalah yang dihadapi apa,” tambahnya.
Dia mencontohkan saat berbicara Kesehatan, dengan data mikro akan terpetakan dengan jelas jenis penyakit warga, penyebabnya, hingga opsi penanggulanggannya.
Lalu, dengan adanya data mikro tersebut, desa pun menjadi kunci pengembangan Indonesia dimulai dari lingkup terkecil.
“Kenapa desa begitu strategis? Karena pada hakikatnya, kalau kita ingin melakukan percepatan pembangunan di Indonesia, itu kuncinya ya ada di desa,”
Gus Halim menjelaskan desa sebagai satuan pemerintahan terkecil sehari-hari berhadapan langsung dengan persoalan rakyat.
Jika berbagai persoalan masyarakat di level desa baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya tuntas, maka bisa dipastikan persoalan yang sama di level nasional akan terselesaikan.
“Sebagai contoh, Kabupaten Pasuruan tidak akan bisa maju jika desa-desa di Pasuruan stagnan. Begitu juga Provinsi Jawa Timur, tidak akan mengalami percepatan kemajuan pembangunan kalau desa-desa di Jawa Timur tidak melakukan percepatan di dalam pembangunan,” jelasnya.
Begitu juga ketika berbicara tentang kualitas pendidikan, baik yang merosot atau untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga bisa melakukan pemetaan di level desa dengan data yang mikro.
“Ketika kita bicara data mikro, maka kita pasti akan bisa menangani secara detail. Karena dengan data mikro bisa kita lihat, bisa kita pegang, bisa kita rangkul,” jelasnya.
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini mengungkapkan dalam SDGs Desa ditetapkan 18 tujuan dengan 222 indikator. Sebagai tujuan prioritas, SDGs Desa menetapkan desa tanpa kemiskinan.
“Kenapa kemudian desa tanpa kemiskinan menjadi prioritas utama di dalam SDGs Desa, atau menjadi tujuan yang pertama? karena dengan hilangnya kemiskinan di desa, maka hilanglah kemiskinan Kabupaten Pasuruan,” katanya.
“Dengan hilangnya kemiskinan desa-desa di Provinsi Jawa Timur, maka hilanglah kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Dengan hilangnya kemiskinan desa-desa di seluruh Indonesia, sebesar 74.961 desa, maka hilanglah kemiskinan di Indonesia,” imbuh Gus Halim.
Saat ini, kata Gus Halim berbagai data mikro tersebut telah dikumpulkan Kemendes PDTT dalam Sistem Informasi Desa (SID).
Data tersebut berupa satu nama satu alamat warga dan keluarga, data wilayah terkecil level RT, dan data pembangunan desa. Data Desa tersebut, dikumpulkan oleh relawan desa, tersedia dan dimiliki oleh desa, serta digunakan oleh desa.
“SID ini kemudian mengintegrasikan informasi potensi dan masalah tiap-tiap. Upaya ini memadukan pengorganisasian langkah 74.961 desa, dengan tetap menjamin kelestarian 741 budaya lokal berikut lebih dari 500 ribu lembaga sosial desa yang masih aktif,” urainya.
Gus Halim mengungkapkan per tanggal 5 November 2021, SID telah mencatat ada 1.591.317 kader desa yang tergabung dalam Pokja Relawan Pendataan Desa.
Di tangan mereka, telah terkumpul data desa sebanyak 45.246 desa (60%), data rukun tetangga sebanyak 494.391 RT, data keluarga sebanyak 31.698.043 keluarga (99%), dan data warga sebanyak 94.836.652 orang (80%).
“Dalam kesempatan ini pun saya mengajak kalangan kampus termasuk para wisudawan dan wisudawati untuk terlibat aktif dalam percepatan pembangunan desa, karena kita saat ini punya arah yang jelas, data yang jelas, dan rencana aksi yang jelas untuk percepatan pembangunan desa. Sudah saatnya kita bangga desa karena desa bisa,”pungkasnya. [rin]