WahanaNews.co | Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menyoroti bencana banjir terparah di Malaysia dalam 100 tahun ini. Menurutnya, itu merupakan pertanda perubahan iklim global yang kian nyata.
Perubahan iklim ini, menurutnya, semakin meningkat yang merupakan ancaman global termasuk Indonesia.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Semua kejadian ekstrem ini berkaitan dengan perubahan iklim. Kita di Indonesia sudah mengantisipasi terjadinya banjir dengan intensitas dan frekuensi yang akan lebih sering terjadi," ujar Dodo, Selasa (4/1) sore.
Sebelumnya sejumlah titik di Malaysia masih terendam banjir usai hujan deras pada Desember lalu. Lantaran banjir dianggap begitu parah, pejabat setempat sampai menyebut hujan seperti ini terjadi 'sekali dalam seratus tahun'.
Hujan lebat yang mengguyur Malaysia disebut menjadi pemicu banjir ini. Curah hujan di Kuala Lumpur bahkan mencapai 2.400 mm, setara dengan curah hujan rata-rata dalam satu bulan.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Para pengamat menyebut banjir disebabkan perubahan iklim. Mereka juga mengeluhkan kekurangan mitigasi dini pemerintah sehingga bencana tak bisa ditangani lebih baik.
Dodo menjelaskan perubahan iklim akan meningkatkan jumlah air di masa mendatang. Perubahan cuaca esktrem ini juga akan semakin sulit ditebak seperti musim penghujan lebih lama dan kekeringan terjadi di berbagai negara dengan jangka waktu lebih lama.
Sementara itu ia menambahkan Indonesia sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi bencana hidrometereologi. Namun, jenis bencana hidrometeorologinya menjadi beragam dan semakin mengancam bila dihubungkan dengan kondisi lingkungan dan topogtafi.
"Banjir bandang misalnya terjadi karena daerah hulu yang sudah rusak. Kebakaran hutan sebagai bentuk bencana hidrometeorologi kering, sama ancamannya dan potensi lokasinya sudah sangat kita kenali," tuturnya.
Belum lagi, dijelaskan Dodo ada juga potensi puting beliung lokal yang memiliki daya rusak tinggi. Fenomena alam ini dapat terjadi secara acak di Indonesia.
"Jadi intinya kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi harus semakin ditingkatkan," tutup Dodo. [qnt]