WahanaNews.co | Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melaporkan bahwa kinerja ekspor 2021 berhasil mencapai 231,5 miliar dollar AS atau senilai Rp 3.311 triliun (kurs Rp 14.300 per dollar AS).
Menurutnya, capaian ekspor periode tersebut mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Baca Juga:
Soal Putusan Impor Beras, Mendag Sebut Hanya Boleh Sampai Akhir Januari
"Jadi pada tahun 2021 ekspor kembali mencapai lebih dari 200 miliar dollar AS, yaitu 231,5 miliar dollar AS. Ini adalah angka tertinggi dari tahun 2004," ujar Mendag Lutfi dalam konferensi pers Outlook Perdagangan 2022 yang disiarkan secara virtual, Selasa (18/1/2022).
Lebih lanjut Mendag Lutfi memaparkan, capaian surplus neraca perdagangan non migas nasional mencapai 48,60 miliar dollar AS. Namun, defisit migas juga besar pada tahun 2021, sehingga total dari surplus nasional kira-kira sekitar 35 miliar dollar AS.
"Jadi kalau kita lihat ini sekarang angkanya total 231 miliar dollar AS berasal dari non migas kira-kira sekitar 219 miliar dollar AS atau tumbuh 41,52 persen dibandingkan periode yang sama dan ekspor pada migasnya sebesar 12,28 miliar dollar AS, tumbuh 48,78 persen dibandingkan periode sebelumnya," papar Lutfi.
Baca Juga:
Zulhas Usul RI Tiru Gaya Qatar-Saudi Jaga Stok Pangan
Sementara untuk impor, dijelaskan Mendag, mencapai 196,20 miliar dollar AS atau tumbuh 38,59 persen.
"Jadi impor kita adalah 196,2 miliar dollar AS dimana 25,53 miliar dollar AS adalah impor migas dan impor non-migas kita 170,67 miliar dollar AS. Menyebabkan trade pada tahun 2021 adalah yang tertinggi sepanjang sejarah yaitu 35,34 miliar dollar AS naik dari 21,62 miliar dollar AS pada tahun 2020," beber Mendag.
Lebih detail Mendag menjelaskan, pertumbuhan dagang tersebut berasal dari kabar perdagangan antara Indonesia dengan China yang tumbuh pesat, yakni ekspor-impor mencapai 100 miliar dollar AS, di mana pada 2021 defisit 2,45 miliar dollar AS. Angka ini merupakan yang terendah sejak ditandatanganinya China ASEAN Free Trade Agreement pada tahun 2006 atau 2007 silam.