WahanaNews.co | Jenderal TNI Abdullah Mahmud Hendropriyono merupakan mantan perwira tinggi TNI AD sekaligus politisi Indonesia.
Jabatan terakhir yang melekat padanya, yakni sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Baca Juga:
Gantikan Budi Gunawan, Jokowi Tunjuk Herindra Jadi Kepala BIN
Jabatan tersebut disematkan kepadanya mulai tahun 2016 hingga 2018.
Namun sebelum itu, Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen pertama di dunia ini juga tercatat memiliki jabatan penting baik dalam kemiliteran maupun pemerintahan.
Profil Abdullah Mahmud Hendropriyono Pria yang akrab disebut A.M Hendropriyono ini lahir di Yogyakarta, pada masa pendudukan Jepang tanggal 7 Mei 1945.
Baca Juga:
256 Pati Dimutasi Panglima TNI, Berikut Posisi Strategis yang Kena Rotasi
Namun ia banyak memperoleh pendidikan formalnya di Jakarta, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sementara itu, Hendropriyono juga banyak menempuh pendidikan tinggi lainnya.
Seperti sarjana bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, hingga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina.
Selain memperoleh pendidikan tinggi dalam negeri dan luar negeri, Mertua dari mantan Panglima TNI Andika Perkasa ini juga menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.
Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Pengukuhan ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2576f/A4.3/KP/2014.
Berangkat dari sejumlah pendidikan yang dimilikinya itu, karier Hendropriyono dimulai sejak ia ditunjuk menjadi Komandan Peleton dengan Pangkat Letnan Dua Infanteri di Kopassus.
Sejak saat itu karier militernya pun melejit, Hendropriyono ditunjuk mengisi banyak jabatan penting kemiliteran mulai dari Komandan Detasemen Tempur 13, Danrem 043/Garuda Hitam Lampung, Panglima Kodam Jayakarta Hingga menjadi Komandan Kodiklat TNI AD tahun 1996.
Selain karier militer, Hendropriyono juga banyak memangku berbagai jabatan pemerintahan secara berturut-turut.
Mulai dari Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.
Disisi lain kariernya di bidang intelijen juga terbilang moncer.
Hendropriyono tercatat pernah ditunjuk menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong. Ia juga penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara dan masih banyak lagi bidang intelijen lain yang digagas olehnya.
Selain berkarier, A.M Hendropriyono ini juga menduduki posisi penting di beberapa perusahaan.
- 2014 - sekarang - Chief Executive PT Adiperkasa Citra Lestari.
- 2010 - sekarang - Chairman Andalusia Group.
- 2010 - sekarang - Commissioner Carrefour Indonesia.
- 2009 - sekarang - Presdir PT Mahagaya.
- 2009 - 2012 - Chairman Blitzmegaplex.
- 2004 - sekarang - Chairman Hendropriyono & Associates.
- 2000 - 2001 - Chairman Hendropriyono Law Office.
- 1999 - 2001 - Presiden Komisaris PT KIA Mobil Indonesia.[eta/sindo]