WahanaNews.co, Jakarta - Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman mati kepada Taipan Real Estate, Truong My Lan, atas perannya dalam kasus penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar US$ 12,5 miliar, yang setara dengan Rp 200 triliun (dengan kurs Rp 16.000).
Kasus ini sendiri merupakan penipuan keuangan terbesar di negara tersebut.
Baca Juga:
Bakamla RI dan VCG Perkuat Kerjasama Lewat Latihan SAR serta Olahraga Persahabatan
Persidangannya, yang dimulai pada tanggal 5 Maret berakhir lebih awal dari yang direncanakan. Sidang ini merupakan salah satu hasil dramatis dari kampanye melawan korupsi yang telah dijanjikan oleh pemimpin Partai Komunis yang berkuasa, Nguyen Phu Trong.
Lan yang merupakan pimpinan pengembang real estate Van Thinh Phat Holdings Group, dinyatakan bersalah melakukan penggelapan, penyuapan dan pelanggaran peraturan perbankan pada akhir persidangan di pusat bisnis Kota Ho Chi Minh. Sebelum putusan dijatuhkan, dia mengatakan Lan akan mengajukan banding atas hukuman tersebut.
Siapa Truong My Lan?
Baca Juga:
Terjangan Topan Super Yagi di Vietnam, 6 Orang Tewas akibat Tanah Longsor
Dalam laporan yang pernah dipublikasikan media pemerintah setempat, Tien Phong, diketahui Truong My Lan yang lahir pada tahun 1956 dan mulai membantu menjual kosmetik bersama ibunya, seorang pengusaha China, di pasar tertua di kota Ho Chi Minh.
Dia dan keluarganya mendirikan perusahaan Van Thinh Phat pada tahun 1992, ketika Vietnam meninggalkan perekonomian negaranya dan beralih ke perekonomian yang lebih berorientasi pasar dan terbuka bagi orang asing. Selama bertahun-tahun VTP tumbuh menjadi salah satu perusahaan real estat terkaya di Vietnam.
Mengutip APNews, saat ini perusahaan tersebut terhubung dengan beberapa properti paling berharga di pusat kota Ho Chi Minh termasuk Times Square Saigon 39 lantai yang berkilauan, Windsor Plaza Hotel bintang lima, gedung perkantoran Capital Place 37 lantai, dan hotel bintang lima Sherwood Residence di mana Lan hidup sampai penangkapannya.