WahanaNews.co | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa sepakat memperkokoh ketahanan pangan dan sektor pertanian Indonesia melalui kerjasama perluasan lahan dan pengembangan peternakan.
Di antaranya percepatan swasembada gula konsumsi, program desa koorporasi sapi dan pemberantasan wabah PMK serta penyakit menular lainya.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
"Pertanian itu penompang kita, dua tahun lebih kita hidup dalam kondisi pandemi Alhamdulillah pertanian selalu jadi bantalan ekonomi. Memang kata data seperti itulah,” ujar Mentan dihadapan Panglima TNI, beberapa waktu lalu.
Kementan, kata dia, terus meningkatkan sinergitasnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Apalagi saat Negara-negara di dunia dalam keadaan siaga satu, dimana gejolak politik dan dinamika krisis lainya berdampak besar terhadap kondisi pangan global.
"Saya ingin bicara jujur mengatakan bahwa dunia sedang tidak baik. Krisis ekonomi menjadi krisis keuangan, menjadi krisis sosial, menjadi krisis politik dan tidak sedikit negara yang tumbang. Beberapa negara lainya dalam kondisi lemah," katanya.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Baginya, Indonesia adalah negara berdaulat yang memiliki potensi pertanian cukup besar. Indonesia juga memiliki jumlah penduduk banyak dan memiliki sikap persatuan yang luar biasa.
Oleh karena itu, Mentan yakin bahwa krisis apapun bisa dihadapi bersama dengan kekuatan dan persatuan.
“Indonesia memiliki penduduk 273 juta jiwa. Saatnya kita menjadi pejuang dan menjadi pembelaan negara. Jadi kita tidak boleh lagi abai, tidak boleh biasa biasa aja, tidak boleh tidur dalam menghadapi ancaman ini," katanya.
Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pertanian merupakan sektor penting dan strategis karena terbukti mampu menjadi tulang punggung ekonomi di masa pandemi.
Secara khusus TNI sudah meminta Asisten Teritorial, Mayjen Purwo dan Letjen Marinir Bambang untuk mendampingi prajurit TNI dalam bertani.
Apalagi selama ini, TNI sudah melakukan pengolahan lahan ekstensifikasi maupun intensifikasi yang tersebar di wilayah Sumatera dan Pulau Jawa.
"Waktu saya masih Kolonel, Pak. saya convert beberapa lahan kami yang nganggur ataupun yang digunakan tetapi tidak produktif. Waktu itu di Sumatera Utara bagian barat. Oleh karena itu kami siap membantu Pak Menteri, yang penting kami didampingi karena kami juga penuh dengan ketidaktahuan di dalam pertanian," ujarnya. [qnt]