WahanaNews.co | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menghadiri peluncuran Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) dan Hari Anak Nasional Tahun 2024 Kota Tomohon, belum lama ini.
Terdapat 44 Kelurahan di Kota Tomohon yang mencanangkan komitmen KRPPA sebagai bentuk aksi nyata dalam pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak dan perlindungan anak sekaligus menciptakan tempat yang aman dan nyaman bagi mereka.
Baca Juga:
Arifah Fauzi Sebut 3 Program Prioritas Kemen PPPA Butuh Sinergi Antar Kementerian dan Lembaga
Menteri PPPA menilai inisiatif Pemerintah Kota Tomoho dalam peluncuran KRPPA ini adalah upaya untuk memperkuat dukungan bagi perempuan dan anak-anak di Kota Tomohon secara lebih menyeluruh, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui upaya sinergi dan kolaborasi.
Lebih lanjut, upaya-upaya kolaborasi seperti ini menjadi sangat penting sebagai model yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak dalam kebijakan dan program pemerintah daerah yang berkelanjutan.
“KRPPA merupakan program yang mengintegrasikan perspektif gender dan pemenuhan hak anak, baik dalam penyelenggaraan pembangunan di desa/kelurahan, tata kelola pemerintahan di desa/kelurahan, pembinaan, serta pemberdayaan perempuan dan anak di desa/kelurahan yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan. Kita membuat model-model yang nantinya dapat direplikasi oleh Kelurahan lainnya,” kata Menteri PPPA.
Baca Juga:
Kemen PPPA Terbitkan Pedoman Mekanisme Koordinasi Perlindungan Anak Korban Jaringan Terorisme
Melihat realita di lapangan, regulasi dan kebijakan terkait perempuan dan anak sudah banyak yang dibuat, namun implementasinya belum optimal sehingga menjadi pekerjaan yang harus kita selesaikan bersama seluruh pemangku kepentingan.
Menteri PPPA mengungkapkan kunci keberhasilan dalam pengembangan sebuah wilayah menuju Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) adalah kolaborasi dan pelibatan semua pihak yang ada di desa/kelurahan, mulai dari para tokoh, organisasi, relawan, kader-kader, dan tentunya perempuan dan anak.
Dengan melibatkan perempuan dan anak secara bermakna dalam pembangunan KRPPA, harapannya berbagai isu yang melingkupi perempuan dan anak sebagai imbas dari sistem pembangunan yang belum berpihak ke mereka bisa terurai.