WahanaNews.co | Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad
Luthfi, mengakui, memang sejauh ini masih ada pelaku UMKM yang mengeluhkan
biaya logistik yang mahal.
Dia
menjelaskan, biaya ongkos logistik terbilang mahal dikarenakan proses untuk
pembelian atau pengiriman barang masih dilakukan secara end to end.
Baca Juga:
Wamendag Roro dan Presiden ERIA Bahas Kolaborasi Riset Perkuat Respons ASEAN terhadap Dampak Kebijakan Trump
"Jadi
karena prosesnya masih end to end
antara penjual dan pembeli secara langsung, yang menyebabkan tidak ada subsidi,
tidak ada kemudahan yang diberikan oleh platform.
Ini yang masih menjadi sesuatu permasalahan dan dikeluhkan," ujar Luthfi
dalam FMB9: Semakin Bangga Buatan
Indonesia 2021, yang disiarkan oleh Kominfo secara virtual, Senin
(3/5/2021).
Saat
ini pun, kata Mendag Luthfi, logistik Indonesia sedang masa perbaikan, baik
dari sistem regulasi ataupun prosesnya.
Oleh
sebab itu, dia berharap perbaikan ini bisa segera diselesaikan sesegera mungkin
agar bisa memberikan kemudahan, baik bagi UMKM ataupun pemain logistik lainnya.
Baca Juga:
Soal Penertiban Bangli, Komisi III DPRD Minta Pemkot Bekasi Relokasi UMKM Terdampak
Mendag
Luthfi juga mengatakan, pemerintah telah menargetkan dalam beberapa tahun ke
depan biaya logistik Indonesia bisa turun hingga 17 persen.
"Kalau
tahun 2014, kita mengeluarkan biaya 26 persen dari PDB, sekarang ini sudah
turun menjadi 23 persen dan dalam beberapa tahun ke depan target kita akan
menjadi 17 persen," ungkap dia.
Di
samping itu, Luthfi juga mengakui bahwa kompetisi di platform digital sangat ketat.