WahanaNews.co | Pengamat hukum dan regulasi, sekaligus Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Melli Nuraini Darsa mengungkapkan, saat ini Indonesia perlu memperkuat komitmen dalam menghadapi ancaman kepunahan tanah yang akan mempengaruhi ketahanan pangan.
Menurut Melli, saat ini pemanasan global sudah menjadi isu sentral, karena menyebabkan perubahan iklim serta mengganggu produktivitas bahkan berbagai bencana akibat cuaca ekstrim.
Baca Juga:
Studi Ungkap 10% Orang Terkaya Dunia Jadi Biang Kerok Krisis Iklim Ekstrem
Namun, urgensi dan bahaya dari degradasi tanah dan kepunahan tanah belum menjadi perhatian utama pemerintah ataupun pemangku kepentingan.
“Seperti halnya soal emisi karbon, banyak hasil penelitian telah menunjukan degradasi tanah dan resiko kepunahan tanah adalah bom waktu, dikaitkan dengan perubahan iklim yang dampaknya bisa menguncang pasokan pangan dunia,” kata Melli dalam siaran persnya, akhir pekan lalu.
Melli mengatakan, berdasarkan data UN Food & Agriculture Organisation, 95 persen makanan yang dikonsumsi berasal dari tanah karena tanah merupakan dasar dari ekosistem darat.
Baca Juga:
BMKG: Suhu Global 2024 Tembus Batas Krisis, Sinyal Nyata Darurat Iklim
Namun, faktnya saat ini tanah telah terdegradasi sebesar 52 persen.
Penelitian yang belum lama dilakukan olek Institut Pertanian Bogor (IPB) uga mengungkapkan, 72 persen dari tanah pertanian di Indonesia sat ini sedang “sakit” karena kekurangan bahan organik akibat penggunaan pupuk kimia yang masih tinggi.
“Tanah di bumi hanya mampu bertahan hingga 60 tahun kedepan. Penipisan tanah yang terjadi, akan berpengaruh pada penurunan nutrisi pada makanan yang dikonsumsi,” jelas dia.