WahanaNews.co | Kementerian (Kementan) Pertanian memastikan kebutuhan jagung pipil kering untuk 3 bulan ke depan dapat terpenuhi.
Beberapa daerah dilaporkan telah memasuki masa panen dengan posisi stok surplus.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementan, September sampai dengan Oktober 2021 merupakan masa puncak panen jagung yang ditanam di lahan sawah.
“Banyak laporan yang masuk ke kami masih ada panen jagung yang tentunya sangat mampu cukupi kebutuhan peternak,” kata Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab, dalam siaran pers, Minggu (26/9/2021).
Ismail menyebut, timnya sudah turun ke lapangan dan memastikan stok jagung di petani maupun di gudang pakan tersalurkan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
“Kami pastikan kebutuhan peternak tercukupi untuk 3 bulan mendatang,” tambah Ismail.
Dia mencontohkan, situasi panen raya di Gorontalo yang memasuki puncaknya pada September 2021.
Kementan pun meyakini daerah sentra jagung nomor dua di Sulawesi itu dapat memasok kebutuhan jagung untuk beberapa wilayah sekitar.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Ramdhan Pade, mengatakan bahwa area panen pada September 2021 diperkirakan mencapai 42.919 hektare, dengan produksi 119.341 jagung pipil kering.
Dia mengatakan, stok jagung yang memadai tersebut didukung oleh iklim yang cukup bersahabat dan jadwal tanam yang terpola dengan baik di wilayahnya.
“Kami telah mengecek stok jagung ke beberapa perusahaan pada 24 September 2021, dan stok di pabrik pakan cukup dan terus mengalir dari para petani,” kata Ramdhan.
Hal tersebut dibenarkan pula oleh perwakilan PT Seger Agro Nusantara cabang Gorontalo, Andika.
Dia mengatakan bahwa perusahaan memiliki sekitar 3.000 ton jagung di gudang.
“Harga pembelian jagung dari masyarakat sekitar Rp5.000 per kilogram pipil kering. Stok tersebut akan terus bertambah seiring dengan musim panen di wilayah Gorontalo,” katanya.
Adapun, PT Charoen Pokphand Indonesia cabang Gorontalo melaporkan, memiliki stok sebanyak 12.000 ton.
Perusahaan menyampaikan kesiapannya untuk menampung dan menyalurkan stoknya ke kelompok yang membutuhkan. [dhn]