WahanaNews.co | Pemanggilan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto oleh
Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI) ternyata bukan yang pertama kali.
Dia telah dipanggil dua kali oleh satgas.
Baca Juga:
Depo Logistik, Bisnis Baru Tommy Soeharto di Karawang
Ketua Satgas BLBI, Rionald Silaban, yang juga merupakan Direktur Jenderal
Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, mengungkapkan bahwa pemanggilan yang
dilakukan Kamis
(26/8/2021) kemarin merupakan pemanggilan terakhir.
"Enggak, ini pemanggilan
terakhir," ucapnya singkat kepada wartawan, saat keluar dari kantornya, Gedung
Syafrudin Prawiranegara, Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/8/2021).
Rionald menjelaskan, dalam prosedur
pemanggilan, yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali.
Baca Juga:
Menko Polhukam Beberkan Nama Obligor yang Lunasi Utang BLBI
Pemanggilan pertama dan kedua
dilakukan secara langsung.
Jika panggilan pertama dan kedua tidak
dipenuhi, maka pemanggilan dilakukan dengan mengumumkannya melalui media
masa.
Nah,
pemanggilan Tommy untuk hari kemarin itu dilakukan melalui pengumuman di media
cetak.
"Jadi gini, kita bicara prosedur aja, pemanggilan pertama dilakukan, pemanggilan
kedua dilakukan, kalau tidak hadir, maka diumumkan lewat koran. Itu saja,
nggak ada yang terputus, itu adalah
prosedur kita," terangnya.
Tommy sendiri, Kamis (26/8/2021), tidak datang memenuhi panggilan Satgas.
Namun, dia
mengirim utusan.
Sementara Ronny Hendrarto
Ronowicaksono telah memenuhi panggilan.
Ronny sendiri merupakan pihak yang
dipanggil bersama dengan Tommy Soeharto.
Keduanya dipanggil atas nama pengurus
PT Timor Putra Nasional.
Direktur Jenderal Administrasi Hukum
Umum, Cahyo Rahadian Muzhar, yang masuk dalam Satgas Penanganan
Hak Tagih Negara dan BLBI, turut membenarkan pernyataan itu.
Dia menegaskan bahwa proses penagihan
piutang negara sebesar Rp 2.612.287.348.912,95 atau Rp 2,61 triliun masih
berlangsung.
"Kan tadi sudah dilakukan pemanggilan, dan
datang wakilnya, dan kita proses sedang berlangsung. Ini kan proses, dan sedang berdialog, nanti tentu
kita akan komunikasi lagi," ucapnya.
Cahyo tidak menjawab secara jelas
apakah pihak Tommy Soeharto bersedia membayar piutang negara tersebut.
Namun, dia
berharap, hal itu terjadi.
"Ya kita harapkan begitu
ya," tutupnya. [qnt]