WahanaNews.co | Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tak henti melakukan terobosan baru. Salah satunya pergantian nama satuan elite TNI AU.
Jenderal Andika mengubah Korps Pasukan Khas (Paskhas) menjadi Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). Hal itu tertuang dalam SK Panglima TNI tertanggal 21 Januari silam.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Rupanya, nama tersebut bukanlah istilah asing lagi di satuan TNI AU. Berikut sejarahnya,
Penerjunan Pasukan Pertama
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Satuan Paskhas lahir dari permintaan Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor yang tengah membutuhkan pasukan payung guna membuka stasiun radio penghubung. Saat itu, 12 pasukan yang terdiri dari putra daerah serta PHB AURI terjun menggunakan pesawat C-47 Dakota RI-002 pada 17 Oktober 1947.
Para personel yang turut ikut di dalam operasi yakni Hari Hadi Soemantri, FM Soejoto, Iskandar, Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, serta Marawi.
Setelah mendarat, pasukan lantas disergap Belanda hingga harus berujung ke pengadilan. Setelah menjalani hukuman, para personel lantas diangkat menjadi anggota AURI.
Pembentukan Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP)
Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) bentukan Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) turut berperan penting pada masa awal kemerdekaan. Meski masih bersifat lokal dan didirikan di daerah tertentu, namun PPP telah berperan saat RI tengah digempur Agresi Militer I dan II.
PPP berjibaku mempertahankan pangkalan Maguwo bersama 150 pasukan serta 45 teknisi AURI. Tercatat 71 personel gugur.
PPP ini yang lantas merupakan bibit dari munculnya Pasukan Payung. Terhitung hingga dua kali percobaan penerjunan sebelum akhirnya berlangsung peresmian Pangkalan Udara Gadut di Bukittinggi.
Disebut Air Base Defence Troop (ABDT)
Tahun 1950, PPP lantas dijuluki sebagai Air Base Defence Troop (ABDT). Dipimpin Kapten (U) RHA Wiriadinata, ABDT secara langsung menaungi 8 kompi.
Pada tahun yang sama, terbentuk pula Sekolah Terjun Payung (Sekolah Para) di Pangkalan Udara Andir, Bandung. Saat itulah, pasukan AURI lantas berkembang menjadi PPP, PGT, serta PSU.
Hingga pada tahun 1962, terbentuk Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (Koppau) menurut Keputusan Men/Pangau Nomor: 195. Lalu, Koppau kemudian berganti nama menjadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) pada tanggal 17 Mei 1966 yang terdiri dari 3 resimen meliputi Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
Berganti Nama jadi Korpaskhasau
Seiring berjalannya waktu, Kopasgat kemudian diubah kembali guna penyempurnaan serta pemantapan antar satuan TNI. Sesuai Keputusan KASAU No. Kep/22/III/ 1985, Kopasgat lalu diubah menjadi Pusat Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Puspaskhasau).
Namun, tertanggal 17 Juli 1997 berdasarkan Skep PANGAB No. SKEP/09/VII/1997 terjadi perubahan status yang melibatkan Puspaskhasau. Semula bersifat Badan Pelaksana Pusat, pergantian tersebut membuat Puspaskhasau berubah menjadi Komando Utama Pembinaan.
Lantaran hal itu, Puspaskhasau berubah menjadi Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhasau).
Diubah Menjadi Kopasgat
Belum lama ini, nomenklatur satuan Paskhas diubah oleh Panglima TNI Jenderal Andika. Bukan istilah baru, Jenderal Andika justru mengembalikan sebutan Kopasgat ke satuan baret jingga tersebut.
Dalam surat keputusan, tertulis bahwa Marsekal Muda TNI Eris Widodo diubah jabatannya yang semula menduduki Komandan Kops Paskhas ke Komandan Pasukan Gerak Cepat.
Sementara rotasi jabatan juga terjadi pada Marsekal Pertama TNI Deny Muis yang kini menduduki posisi sebagai Inspektur Korps Pasukan Gerak Cepat. Hal ini menandai, Paskhas telah kembali disebut sebagai Kopasgat. [rin]