Dari Istana Negara, Paus pertama dari Ordo Serikat Yesus ini akan bertemu dengan para anggota Serikat Yesus di Indonesia. Pertemuan pada pukul 11.30 ini akan dilakukan di Apostolic Nunciatura, Kedutaan Besar Vatikan.
Sore harinya, sebagai pemimpin tertinggi agama Katolik, pukul 16 30, Paus dijadwalkan akan bertemu dengan para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris dan katekis.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Pertemuan khusus ini akan diselenggarakan di Gereja Maria Diangkat ke Surga, Gereja Katedral, Jakarta, pukul 16.30.
Setelah pertemuan di Katedral, pada petang harinya, pukul 17.35, Paus yang memberikan perhatian besar kepada kaum muda ini, akan bertemu dengan kaum muda dari "Scholas Occurantes" di Youth Center Grha Pemuda, kompleks Katedral.
Scholas Occurantes adalah organisasi internasional yang bergerak di lima benua melalui jaringan pendidikan ekstensif. Misinya adalah menciptakan "Culture of Encounter"; dengan menyatukan generasi muda dari berbagai latar belakang dalam pengalaman pendidikan yang menghasilkan pemahaman di seluruh dunia. Intinya, membangun persaudaraan.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Di Istoqlal
Pada hari ketiga di Indonesia, Kamis (5/7) Paus yang berusia 87 tahun ini, akan menghadiri "interreligious meeting", pertemuan antara para tokoh agama di Masjid Istiqlal. Bagi Paus yang pada 4 Februari 2019, bersama Imam Agung Masjid Al-Azhar Mesir Sheik Ahmed el-Tayeb menandatangani Dokumen Abu Dhabi (Document of Human Fraternity) ini, pertemuan di Masjid Istqlal tersebut sangat penting.
Dalam dokumen itu (Human Fraternity for World Peace and Living Together) kedua pemimpin agama itu menegaskan bahwa "kita semua bersaudara." Dokumen ini memiliki tujuan untuk membangun perdamaian di tengah maraknya intoleransi agama.