WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya dalam mendukung petani di seluruh Indonesia, terutama selama bulan Ramadan 2025 ini.
Perusahaan memastikan bahwa produksi dan distribusi pupuk tetap berjalan normal selama bulan puasa, sehingga ketersediaannya di kios atau pengecer tetap terjaga.
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Langkah ini diambil guna mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, menyatakan bahwa selain menjamin kelancaran produksi, perusahaan juga memastikan distribusi pupuk berjalan tanpa kendala.
Hal ini sangat penting mengingat banyak petani yang akan segera memasuki musim tanam pada April 2025.
Baca Juga:
Pupuk Indonesia Grup Salurkan 329 Hewan Kurban Kepada 275 Ribu Masyarakat
“Sebagai BUMN yang diberikan mandat oleh Pemerintah untuk memproduksi dan mendistribusikan pupuk subsidi, kami tentunya berkomitmen terus memberikan pelayanan terbaik kepada petani, terlebih petani akan segera mulai memasuki musim tanam kembali,” ujar Tri Wahyudi.
Untuk mendukung kelancaran distribusi, Pupuk Indonesia mengoperasikan 516 gudang yang tersebar di berbagai provinsi dan kabupaten/kota dengan total kapasitas mencapai 2,89 juta ton.
Distribusi ini didukung oleh 1.067 distributor serta 25.903 jaringan kios atau pengecer.
Selain itu, terdapat 107 penyedia jasa kapal dengan 179 trayek pelayaran, 274 penyedia jasa truk dengan 1.288 rute distribusi, serta empat rute distribusi menggunakan kereta api.
Tri Wahyudi memastikan bahwa rantai pasok pupuk akan terus beroperasi selama Ramadan hingga setelah Hari Raya Idul Fitri.
Hal ini dimungkinkan berkat kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian bagi angkutan pupuk agar tetap dapat beroperasi meskipun terdapat pembatasan angkutan barang selama masa mudik Lebaran.
Selain itu, petani tetap bisa menebus pupuk bersubsidi di kios atau pengecer seperti biasa selama Ramadan.
Pemerintah telah memberikan kemudahan bagi petani terdaftar dalam proses penebusan pupuk bersubsidi.
Para petani yang memiliki alokasi pupuk bersubsidi cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan uang tunai sesuai jumlah pupuk yang akan ditebus.
Petani juga bisa menggunakan aplikasi iPubers yang telah tersedia di kios atau pengecer resmi.
Bagi petani terdaftar yang mengalami kendala seperti kehilangan KTP, perbedaan data, kondisi kesehatan, atau bahkan meninggal dunia, penebusan pupuk dapat diwakilkan sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan pemerintah dalam Keputusan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor 30/KPTS/RC.210/B/06/2024.
“Kemudahan menebus pupuk bersubsidi dengan membawa KTP bagi petani terdaftar ini sudah bisa dilakukan di sekitar 25.903 kios atau pengecer yang sudah mengimplementasikan aplikasi iPubers."
"Dengan begitu petani terdaftar dengan mudah melakukan penebusan pupuk bersubsidi guna memenuhi kebutuhan pupuk,” jelas Tri Wahyudi.
Hingga 27 Februari 2025, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1.181.590 ton.
Dari jumlah tersebut, pupuk urea yang disalurkan mencapai 568.869 ton, NPK sebesar 564.325 ton, NPK Formula Khusus sebesar 8.222 ton, serta pupuk organik sebanyak 40.175 ton.
Untuk memastikan ketersediaan pupuk selama Ramadan, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok sebesar 1.598.598 ton.
Dari jumlah tersebut, 1.167.315 ton merupakan pupuk bersubsidi, sementara 431.283 ton merupakan pupuk nonsubsidi.
Rincian stok pupuk bersubsidi meliputi urea 574.069 ton, NPK 533.288 ton, NPK Formula Khusus 21.222 ton, serta pupuk organik sebanyak 38.736 ton.
Ketersediaan stok ini mencapai 314 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah. Sementara itu, stok pupuk nonsubsidi terdiri dari urea 378.167 ton dan NPK 53.116 ton.
“Kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada petani nasional, karena kami ingin melibatkan seluruh stakeholder untuk mencapai swasembada pangan seperti yang dicita-citakan Pemerintah,” tambah Tri Wahyudi.
Pada tahun 2025, Pupuk Indonesia mendapatkan mandat dari pemerintah untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan sebesar 9,5 juta ton, terdiri dari 4,6 juta ton urea, 4,2 juta ton NPK, 147.798 ton NPK Formula Khusus, serta 500.000 ton pupuk organik.
”Kepada seluruh petani, kami mengimbau untuk segera melakukan penebusan. Seluruh tenaga pemasaran kami di lapangan tetap memberikan pendampingan dan melayani kepada petani sehingga bapak dan ibu petani dapat layanan terbaik meski pada bulan Ramadan,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]